Medan, (Lapan Anam)
Permainan berupa jual beli Delevery Order (DO) oknum pabrikan dengan distributor, menjadi penyebab kelangkaan semen di kota Medan dan sejumlah daerah di Sumatera Utara.
Demikian terungkap ketika Komisi C DPRD Medan bersama anggota DPD RI, DPD REI Sumut, Disperindag Medan inpeksi mendadak (sidak) ke PT. Lafarge (produsen Semen Andalas) dan ke gudang distributor PT Laris Jaya di Jalan Perwira I Belawan, Senin (31/12)
Tim yang turun untuk sidak yakni, Ketua dan anggota Komisi C DPRD Medan, Muslim Maksum dan Ikrimah Hamidy, anggota DPD RI, Parlindungan Purba, Ketua REI Sumut, M. Tahjuddin Nur, Sekretaris Aspindo Sumut, Saksa Marla serta Kasubdis Perdagangan Disperindag Medan, T. Nasrul.
Di gudang PT. Laris Jaya, tim tidak menemukan adanya penimbunan semen. Kata Amran-pengawas gudang, beberapa bulan ini pasokan semen bekurang. Di gudang itu biasanya per hari pasokan semen 1500 ton. Namun sekarang hanya 300 ton per hari.
“Lihatlah, gudang kosong. Buruh harian kami tak ada kerja. Dan berdasarkan informasi, di pabrikan lagi ada kerusakan. Makanya tak ada semen,” kata Ahmad kepada tim sidak.
Usai dari gudang distributor itu, tim menuju ke pabrikan PT. Lafarge. Di tempat ini, tim menemukan semen dalam jumlah yang besar dengan ukuran 40 kg per sak, yang sedang dimuat ke mobil dam truk guna dikirim ke pihak distributor.
Namun perlakuan tidak menyenangkan terjadi terhadap wartawan di pabrikan ini. Sebab oknum pengawas dari KPPP Belawan melarang kameramen Metro TV dan Lativi mengambil gambar di sekitar pabrik.
Kejadian ini tentu saja membuat Muslim Maksum marah. Namun beruntung Oprasional Manager, Setia Budi dan Civing Manager, Chandra Mohan, langsung minta maaf dan menjelaskan yang dilakukan pengawas itu merupakan prosedur perusahaan bila ada yang masuk ke lokasi pabrikan.
Terkait dengan permasalahan semen, Setia Budi dan Chandra Mohan, kepada tim menungkapkan bahwa selama tahun 2007 permintaan semen sangat meningkat. Setiap hari, mereka mengeluarkan semen sebanyak 3200 ton.
“Dan di bulan Desember 2007 saja, kami memasok 50 ribu ton. Dan ini sudah over,” kata Chandra Mohan.
Mendengar jawaban tersebut, anggota DPD RI, Parlindungan Purba menyatakan keheranannya kenapa terjadi kelangkaan semen di tengah masyarakat dan harganya melambung.
“Sebab, sebenarnya tidak ada permasalahan soal semen. Karena pihak pabrik menjelaskan kalau pasokan semen di tahun 2007 mengalami over. Tapi kenapa terjadi kelangkaan dan harganya mahal?” kata Parlindungan.
Ia menilai, adanya permainan DO antara pihak pabrikan dan distributor. Sebab pihak pabrikan bisa mengeluarkan semen bila ada DO, walaupun yang membawa DO tersebut bukan dari distributor. “ Ketika ditanya, pihak pabrikan mengatakan yang penting ada DO,” kata Parlindungan. (ms)
Permainan berupa jual beli Delevery Order (DO) oknum pabrikan dengan distributor, menjadi penyebab kelangkaan semen di kota Medan dan sejumlah daerah di Sumatera Utara.
Demikian terungkap ketika Komisi C DPRD Medan bersama anggota DPD RI, DPD REI Sumut, Disperindag Medan inpeksi mendadak (sidak) ke PT. Lafarge (produsen Semen Andalas) dan ke gudang distributor PT Laris Jaya di Jalan Perwira I Belawan, Senin (31/12)
Tim yang turun untuk sidak yakni, Ketua dan anggota Komisi C DPRD Medan, Muslim Maksum dan Ikrimah Hamidy, anggota DPD RI, Parlindungan Purba, Ketua REI Sumut, M. Tahjuddin Nur, Sekretaris Aspindo Sumut, Saksa Marla serta Kasubdis Perdagangan Disperindag Medan, T. Nasrul.
Di gudang PT. Laris Jaya, tim tidak menemukan adanya penimbunan semen. Kata Amran-pengawas gudang, beberapa bulan ini pasokan semen bekurang. Di gudang itu biasanya per hari pasokan semen 1500 ton. Namun sekarang hanya 300 ton per hari.
“Lihatlah, gudang kosong. Buruh harian kami tak ada kerja. Dan berdasarkan informasi, di pabrikan lagi ada kerusakan. Makanya tak ada semen,” kata Ahmad kepada tim sidak.
Usai dari gudang distributor itu, tim menuju ke pabrikan PT. Lafarge. Di tempat ini, tim menemukan semen dalam jumlah yang besar dengan ukuran 40 kg per sak, yang sedang dimuat ke mobil dam truk guna dikirim ke pihak distributor.
Namun perlakuan tidak menyenangkan terjadi terhadap wartawan di pabrikan ini. Sebab oknum pengawas dari KPPP Belawan melarang kameramen Metro TV dan Lativi mengambil gambar di sekitar pabrik.
Kejadian ini tentu saja membuat Muslim Maksum marah. Namun beruntung Oprasional Manager, Setia Budi dan Civing Manager, Chandra Mohan, langsung minta maaf dan menjelaskan yang dilakukan pengawas itu merupakan prosedur perusahaan bila ada yang masuk ke lokasi pabrikan.
Terkait dengan permasalahan semen, Setia Budi dan Chandra Mohan, kepada tim menungkapkan bahwa selama tahun 2007 permintaan semen sangat meningkat. Setiap hari, mereka mengeluarkan semen sebanyak 3200 ton.
“Dan di bulan Desember 2007 saja, kami memasok 50 ribu ton. Dan ini sudah over,” kata Chandra Mohan.
Mendengar jawaban tersebut, anggota DPD RI, Parlindungan Purba menyatakan keheranannya kenapa terjadi kelangkaan semen di tengah masyarakat dan harganya melambung.
“Sebab, sebenarnya tidak ada permasalahan soal semen. Karena pihak pabrik menjelaskan kalau pasokan semen di tahun 2007 mengalami over. Tapi kenapa terjadi kelangkaan dan harganya mahal?” kata Parlindungan.
Ia menilai, adanya permainan DO antara pihak pabrikan dan distributor. Sebab pihak pabrikan bisa mengeluarkan semen bila ada DO, walaupun yang membawa DO tersebut bukan dari distributor. “ Ketika ditanya, pihak pabrikan mengatakan yang penting ada DO,” kata Parlindungan. (ms)