fashion pria

MALAYSIA DIPROTES JADIKAN SUMUT WISATA SEKS

Medan, (Lapan Anam)

Komisi A DPRD Sumatera Utara meminta Malaysia secara tegas melarang warganya datang ke Sumut, jika hanya untuk tujuan wisata seks.

"Kita minta Malaysia melalui Konsulat Jenderal-nya di Medan agar mengeluarkan larangan tegas, karena dewasa ini semakin banyak saja warga Malaysia yang datang ke daerah kita hanya untuk berwisata seks," ujar Wakil Ketua Komisi A DPRD Sumut, Edison Sianturi, di Medan, Selasa (22/1).

Menurut dia, sudah bukan rahasia umum banyak warga negara Malaysia yang datang berkunjung ke Sumut, khususnya ke Kota Medan pada akhir pekan, hanya untuk memuaskan nafsu sahwat.

"Sudah tidak menjadi rahasia umum, dan mereka tidak lagi malu-malu memeragakan tindak-tanduk dan perilaku tidak senonoh di tempat-tempat umum dan terbuka, seolah-olah Sumut ini sudah menjadi daerah tujuan wisata seks," katanya.

Sehubungan dengan itu politisi dari Partai Patriot Pancasila itu mengingatkan Konjen Malaysia di Medan, agar cepat tanggap terhadap fenomena tersebut.

"Jangan sampai perilaku sebagian wisatawan itu memunculkan imej negatif terhadap setiap warga Malaysia yang datang ke Sumut. Karena banyak juga diantara mereka yang benar-benar datang untuk berwisata," ujarnya.

Edison Sianturi mengaku sangat-sangat tidak berharap jika pada saatnya nanti warga Sumut khususnya warga Kota Medan, megambil tindakan-tindakan yang dapat merusak hubungan kedua negara.

"Jangan sampai nanti bermunculan aksi-aksi 'sweeping' terhadap warga negara Malaysia yang datang ke Sumut. Kita tentu tidak ingin hal itu terjadi," katanya.

Lebih jauh ia menegaskan bahwa Sumut bukan daerah tujuan wisata seks dan juga bukan tempat untuk melepaskan kebutuhan sahwat.

Namun demikian ia juga tidak menampik sejumlah hotel berbintang di Kota Medan memberi peluang bagi wisatawan asal Malaysia untuk berbuat maksiat, terutama hotel-hotel berbintang yang sebagian sahamnya dimiliki para pengusaha dari negara jiran itu.

Sekaitan itu ia juga meminta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut agar tidak tinggal diam sekaligus melayangkan teguran keras, kepada hotel-hotel dan juga biro-biro perjalanan yang memberi fasilitas terhadap perilaku-perilaku yang "menyakitkan mata" masyarakat.

Warga Sumut, katanya, sangat menjunjung tinggi adat-istiadat, moral, etika dan sopan-santun. Karena itu perilaku yang tidak senonoh, apalagi di tempat-tempat umum dan tempat-tempat terbuka sangat tidak bisa diterima masyarakat.

Ketika ditanyakan apakah Komisi A DPRD Sumut sudah mencoba membicarakan persoalan itu dengan Konjen Malaysia di Medan, Edison Sianturi mengatakan pihaknya sudah melakukan berbagai pendekatan namun kurang mendapat tanggapan.

Karena itu Komisi A DPRD Sumut juga berencana mengundang Konjen Malaysia di Medan serta memanggil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut untuk membicarakan persoalan tersebut. "Kita tidak ingin fenomena ini terus berlanjut," ujar Edison Sianturi.(ms)