Medan (Lapan Anam)
Tokoh Batak Islam H Abdul Hakim Siagian SH,MHum meminta pihak-pihak yang berupaya mempersoalkan keabsahan kepengurusan DPP PBI priode 2007-2013, segera menghentikan hujatannya dan segera kembali kejalan yang benar.
“Jika ada ketidakcocokan dan masalah mengganjal, gunakan cara-cara Islami.Bukan memperturutkan hawa napsu atau malah menggunakan ajaran setan”, katanya di Medan, Kamis (3/1).
Hakim Siagian yang kini anggota DPRDSU itu mengaku prihatin dengan masih adanya pihak yang berupaya mempersoalkan keabsahan kepengurusan DPP PBI yang telah dilantik di Hotel Madani 23 Desember 2007. Padahal, sesungguhnya akan lebih baik jika warga Batak Islam bersatu memajukan organisasi guna terciptanya ukhwah Islamiyah.
Dia berharap, PBI tetap eksis sebagai wadah bersatunya orang Batak yang beragama islam tanpa harus memancing keretakan ummat. Maka kepada pihak yang merasa tidak puas dengan kepengurusan DPP PBI priode 2007-2013, segera memperbaiki niat dan melakukan perbuatan yang baik dalam hubungan bersaudara.
Dia menyarankan agar warga PBI mengikuti hadist Rasulullah SAW yang menyatakan, tidak akan sempurna iman seseorang sebelum mencintai saudaranya seperti mencintai diri sendiri.
“Saya prihatin masalah di PBI. Sebagai orang yang sudah tua dan dituakan harusnya memberi contoh dan teladan”, katanya.
Dia meminta pihak tertentu berhenti meributi DPP PBI, karena akan memunculkan stigma bahwa orang batak itu parbada,jugul, patentengan, sok hebat dan mau menang sendiri.
“Apabila persoalan tetap berlarut maka sesunguhnya mereka telah mebangun stigma itu dan membuktikannya melalui perbuatan nyata”, katanya.
Siagian mengingatkan agar semua pihak menghargai konstitusi dan legowo terhadap kondisi perubahan zaman. Jika pihak lain sedang dipercaya ummat mengurusi organisasi, seharusnya berikan kesempatan kalau tidak bisa berpartisipasi.
Menurut dia, orang Batak diperantauan biasanya tetap mengimpikan Hagabean, Hasangapon dan Hamoraon. Sayangnya, walau sudah banyak yang mencapai Hamoraon dan Hagabeon, masih banyak yang belum bisa menjaga Hasangapon.
“Pembentukan PBI merupakan bagian dari Hasangapon bagi Batak Islam, maka jika ada pihak ribut soal keabsahan kepengurusan, itu malah kebalikan dari Hasangapon itu”, katanya.
Mempertontonkan pertikaian intern organisasi melalui media masa, menurut dia, tidak saja perbuatan tidak sangap. Tapi juga menyinggung perasaan warga Batak Islam lainnya.
“Saya yakin mereka yang mempersoalkan keabsahan kepengurusan PBI sudah matang dalam berbagai hal, maka tak pantas dinasehati. Tapi karena konplik itu ditujukan kepada intern PBI maka kita perlu ingatkan agar berhentilah bertikai”, katanya(ms)
Tokoh Batak Islam H Abdul Hakim Siagian SH,MHum meminta pihak-pihak yang berupaya mempersoalkan keabsahan kepengurusan DPP PBI priode 2007-2013, segera menghentikan hujatannya dan segera kembali kejalan yang benar.
“Jika ada ketidakcocokan dan masalah mengganjal, gunakan cara-cara Islami.Bukan memperturutkan hawa napsu atau malah menggunakan ajaran setan”, katanya di Medan, Kamis (3/1).
Hakim Siagian yang kini anggota DPRDSU itu mengaku prihatin dengan masih adanya pihak yang berupaya mempersoalkan keabsahan kepengurusan DPP PBI yang telah dilantik di Hotel Madani 23 Desember 2007. Padahal, sesungguhnya akan lebih baik jika warga Batak Islam bersatu memajukan organisasi guna terciptanya ukhwah Islamiyah.
Dia berharap, PBI tetap eksis sebagai wadah bersatunya orang Batak yang beragama islam tanpa harus memancing keretakan ummat. Maka kepada pihak yang merasa tidak puas dengan kepengurusan DPP PBI priode 2007-2013, segera memperbaiki niat dan melakukan perbuatan yang baik dalam hubungan bersaudara.
Dia menyarankan agar warga PBI mengikuti hadist Rasulullah SAW yang menyatakan, tidak akan sempurna iman seseorang sebelum mencintai saudaranya seperti mencintai diri sendiri.
“Saya prihatin masalah di PBI. Sebagai orang yang sudah tua dan dituakan harusnya memberi contoh dan teladan”, katanya.
Dia meminta pihak tertentu berhenti meributi DPP PBI, karena akan memunculkan stigma bahwa orang batak itu parbada,jugul, patentengan, sok hebat dan mau menang sendiri.
“Apabila persoalan tetap berlarut maka sesunguhnya mereka telah mebangun stigma itu dan membuktikannya melalui perbuatan nyata”, katanya.
Siagian mengingatkan agar semua pihak menghargai konstitusi dan legowo terhadap kondisi perubahan zaman. Jika pihak lain sedang dipercaya ummat mengurusi organisasi, seharusnya berikan kesempatan kalau tidak bisa berpartisipasi.
Menurut dia, orang Batak diperantauan biasanya tetap mengimpikan Hagabean, Hasangapon dan Hamoraon. Sayangnya, walau sudah banyak yang mencapai Hamoraon dan Hagabeon, masih banyak yang belum bisa menjaga Hasangapon.
“Pembentukan PBI merupakan bagian dari Hasangapon bagi Batak Islam, maka jika ada pihak ribut soal keabsahan kepengurusan, itu malah kebalikan dari Hasangapon itu”, katanya.
Mempertontonkan pertikaian intern organisasi melalui media masa, menurut dia, tidak saja perbuatan tidak sangap. Tapi juga menyinggung perasaan warga Batak Islam lainnya.
“Saya yakin mereka yang mempersoalkan keabsahan kepengurusan PBI sudah matang dalam berbagai hal, maka tak pantas dinasehati. Tapi karena konplik itu ditujukan kepada intern PBI maka kita perlu ingatkan agar berhentilah bertikai”, katanya(ms)