fashion pria

Refleksi Akhir Tahun 2007 Syamsul Arifin SE

Perjalanan waktu terus berlalu, berbagai peristiwa dan kenangan baik yang menyenangkan maupun berbentuk ujian telah dilalui. Memang segala sesuatu telah digulirkan dan digilirkan pada waktunya. Adalah bijak selaku makhluk yang lemah dan hina menjadikan perjalanan dalam hidupnya sebagai sebuah pembelajaran yang melekat dalam diri. Orang bijak mengatakan, jangan jatuh ke lubang yang sama. Itulah prinsip yang mesti dianut agar kita menjadi manusia yang beruntung.

Berbagai peristiwa yang kita alami di tahun 2007, hendaklah menjadi cermin betapa kita ingin berencana dan berbuat , namun kuasa Illahi, Tuhan Yang Maha Kuasa tetap di atas segalanya. Insan yang cerdas adalah insan yang menjadikan masa lalu sebagai bagian hidup yang berharga untuk melangkah menuju ke arah yang lebih baik di hari depan. Terhadap berbagai keberhasilan yang diperoleh, tentu kita tidak boleh menepuk dada sebab di samping keberhasilan itu tentu ada pihak dan banyak pihak yang telah berperan dalam menunjang pencapaian keberhasilan diri kita.

Introspeksi

Adalah sebuah hal yang bijak, jika kita melalukan introspeksi guna melakukan evaluasi terhadap sepak terjang aktivitas kita di tahun 2007. Hasil evaluasi tersebut dijadikan barometer nyata bagi peningkatan derajat kita maupun kesuksesan kita di tahun 2008 mendatang. Dalam Islam mengajarkan Orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin itulah orang yang beruntung, Orang yang hari ini sama dengan hari kemarin itulah orang yang merugi, dan Orang yang hari ini lebih jelek dari hari kemarin itulah orang yang celaka.

Optimisme

Hal inilah yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk menuju ke hari depannya. Tantangan dan peluang pasti ada dan itu romantika kehidupan. Akan tetapi bagaimana cara kita mampu menyelesaikan tantangan itu sebagai sebuah nilai peluang dan menjadikan peluang sebagai sebuah keberhasilan itulah yang seharusnya dilakukan. Jangan mudah mengeluh, jangan berputus asa, sebab kita masih punya harga diri dan harga diri itu tercermin dari perilaku keseharian kita.

Dalam kesempatan akhir tahun dan menjelang tahun baru ini, saya mengajak segenap kompoe warga Sumut serta diri saya sendiri untuk terus melakukan reorientasi kebermaknaan dalam hidup. Dari mana, sedang dimana dan mau kemana?, semuanya terletak pada kemauan dan kesadaran kita dalam mensyukuri nikmat dari Sang Maha Pencipta. Tanyakan nurani kita sebab ialah yang jujur memberikan jawaban, dan setelah itu bangkitlah. Susunlah sejumlah perencanaan secara matang dibarengi sikap tawakkal pasrah diri kepada-Nya untuk meniadakan sikap takabur maupun ria.

Akhirnya, marilah kita iringi langkah meninggalkan tahun 2007 dengan cermin diri yang besar dan berjalanlah menuju tahun 2008 dengan sikap optimis yang matang penuh perhitungan. Dengan bekal itu Insya Allah kita menjadi manusia yang meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. (WASPADA Online,31 Desember 2007)


Penulis adalah Bupati Langkat dan Ketua Umum PB MABMI