Medan (Lapan Anam)
Tuntutan elemen masyarakat Sumut agar tokoh pemerakarsa Provinsi Tapanuli (Protap) GM Panggabean ditangkap dan penutupan Harian SIB makin gencar.
Senin kemarin (9/2) misalnya,setidaknya terjadi dua gelombang unjukrasa di gedung DPRDSU menuntut agar Polri menangkap GM Panggabean. Juga mendesak pemerintah agar menutup operasional Harian SIB,karena telah menjadi sarana memprovokasi pendukung Protap untuk demo narkis.
Gelombang pertama dengan ratusan massa menamakan diri Koalesi Organisasi Mahasiswa dan Masyarakat Pemantau Tragedi Berdarah. Gelombang kedua juga dengan ratusan massa Satuan Mahasiswa Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (Satma-Ampi) Medan.
Dalam pernyataan sikap Koalesi Organisasi Mahasiswa dan Masyarakat Pemantau Tragei Berdarah menyatakan, tewasnya Ketua DPRDSU Abdul Azis Angkat adalah karena pembunuhan berencana. Modusnya ambisi elit di panitia Protap, yang menginginkan pembentukan Protap tanpa menghargai demokrasi.
Dalam orasinya massa memprotes sikap Polisi yang lalai mengamankan demo anarkis pendukung Protap, bahkan terkesan memberi ruang untuk anarkis. Jumlah personil yang diturunkan tidak sebanding dengan jumlah massa anarkis yang ribuan massa.
Masuknya petimati, spanduk dan stiker ancaman kepada Azis Angkat dan bringasnya massa, mengisyaratkan betapa Azis Angkat sudah jadi target. Maka Polri hendaknya mengusut siapa saja yang terlibat, baik dalang maupun eksekutornya.
Koalesi Organisasi Mahasiswa dan Masyarakat Pemantau Tragedi Berdarah itu terdiri dari gabungan berbagai organisasi. Pernyataan sikapnya masing-masing ditandatangani M Ari Siregar (Mapancas), Fakhrurroji Maryudi (FM2B), Randianto (LKDSM-UP), Rahmad Hidayat (Formapem), Syafruddin Lubis (Formabsu), Desrizal (Himpass), Ahmad Faisal (Forsu), Fathul Hafis (IP3SU) dan Ansori Lubis (GMLK).
Massa Koalesi Organisasi Mahasiswa dan Masyarakat Pemantau Tragedi Berdarah itu diterima anggota dewan masing-masing Yulijar Parlagutan Lubis dan Edison Sianturi.
Sementara Satuan Mahasiswa Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (Satma - AMPI) Kota Medan dalam orasinya meminta aparat Polda Sumut dan Poltabes Medan mengusut tuntas kasus itu.
Mendesak Polri menangkap mahasiswa, aparat, dan pejabat negara yang menjadi dalang dalam kerusuhan di DPRD Sumut, aktor dan sutradara intelektual terutama GM Chandra Panggabean.
Koordinator aksi Gordon Manurung didampingi Koordinator lapangan Surya Anugrah Nasution dalam orasinya juga meminta agar aparat kepolisian memberikan secara transparan tentang hasil otopsi Alm HA Aziz Angkat dan tetap terus memberikan keterangan sejauh mana penyelidikan kasus tersebut.
Para pengunjuk rasa diterima Edison Sianturi, Syukran Tanjung, Zaman Gomomendrofa, Abdul Hakim Siagian. Menurut pengunjuk rasa, terjadinya aksi unjuk rasa anarkis itu dinilai telah mengangkangi makna demokrasi oleh suatu tindakan yang mengatasnamakan perjuangan terhadap demokrasi.***