Medan (Lapan Anam)
Ketua Generasi Muda Forum Komunikasi Putra-Putri TNI/Polri (GM FKPPI) Sumut, H.Nazaruddin Sihombing menyerukan segenap elemen masyarakat, jangan terpancing dengan provokasi. Masing-masing pihak hendaknya menahan diri, demi mempertahankan kondusifitas Sumut yang sudah lama terpelihara.
Seruan tersebut disampaikan Nazaruddin Sihombing didampingi Sekretaris Yan Surya Darma dan Bendahara Harry Lontung Siregar di Medan, Kamis (5/2), terkait gejolak yang muncul pasca meninggalnya Ketua DPRD Sumut Drs H Abdul Azis Angkat MSP akibat dipukuli massa pendukug Provinsi Tapanuli (Protap).
Nazaruddin mengajak segenap warga Sumut agar menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus tragedy 3 Pebruari tersebut kepada aparat hukum. Sekaligus mendesak agar Polri menangkap aktor intelektual dan eksekutor demo maut pendukung Protap yang menyebabkan Abdul Azis Angkat tewas dipukuli massa.
“Pengusutan kasus meninggalnya Abdul Azis Angkat hendaknya dilakukan secara tuntas dengan menangkap dan menghukum siapa saja yang terlibat”, tegasnya.
Cepatnya penuntasan hukum atas kematian Abdul Azis Angkat, menjadi modal utama terciptanya iklim kondusif. Karena jika tidak dituntaskan secara hukum, dimungkinkan muncul kekecewaan yang berdampak anarkisme tandingan.
“Negara kita Negara hukum, maka aparat hukum harus menegakkan hukum seadil-adilnya dan selurus-lurusnya. Dengan itu masyarakat tenang dan tidak saling curiga”, ujarnya.
Khusus kepada warga GM FKPPI di seluruh daerah Sumut, Nazaruddin Sihombing menginstruksikan agar tidak mengeluarkan statemen yang dapat memperkeruh suasana terkait kasus tewasnya Ketua DPRD Sumut. Serahkan sepenuhnya penanganan hukum kepada Polri, apalagi Gubsu H Syamsul Arifin SE dengan Muspida Plus telah mengambil langkah-langkah penegakan hukum.
GM FKPPI Sumut kata dia, berterima kasih kepada tokoh-tokoh Ormas Islam dan OKP yang tidak terpancing provokasi mengarah ke SARA. Hati boleh panas namun pikiran harus tetap dingin, terutama menyikapi gejolak yang muncul pasca tragedi 3 Pebruari di gedung DPRD Sumut.
Tewasnya Ketua DPRD Sumut akibat demo anarkis pendukung Protap, kata dia, harus menjadi pelajaran berharga. Kasus ini hendaknya yang terakhir dan tidak boleh terulang dimasa mendatang. ***