Medan (Lapan Anam)
POLRI mengintensipkan pengumpulan bukti-bukti kebrutalan massa pendukung provinsi Tapanuli (Protap) dalam demo maut 3 Pebruari 2009, yang menewaskan Ketua DPRDSU Drs H Abdul Azis Angkat MSP.
Sampai Senin (16/2) kemarin, Direktorat Reskrim Poldasu terus mengumpulkan informasi dan fakta terkait tewasnya politisi Partai Golkar itu. Bahkan petugas Polri terus memintai keterangan dari anggota DPRDSU, guna menuntaskan kasus hukum tragedi 3 Pebruari itu.
Wakil Ketua DPRDSU Drs H Hasbullah Hadi SH,SpN misalnya, sejak pukul 15.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB masih dimintai keterangan oleh petugas Polri. “Pemeriksaan terhadap Bapak sudah berlangsung sejak empat jam yang lalu”, kata salah seorang staf di ruang Ketua DPRDSU.
Pemeriksaan di lakukan di ruangan Ketua DPRDSU secara marathon, kecuali istirahat untuk sholat. Pemeriksaan berlangsung secara tertutup. Para staf juga tidak berani ketika wartawan menitipkan pesan agar Hasbullah Hadi berkenan memberi sedikit waktu untuk wartawan.
Pantauan wartawan, selain Hasbullah Hadi, sejumlah anggota dewan juga dimintai keterangan. Antara lain Akman Daulay (PBB) dan Fitri Siswaningsih (PPP), yang dengan sukarela bersedia memberi keterangan kepada petugas Polri.
Petugas Polri yang memintai keterangan anggota dewan di DPRDSU, juga tidak bersedia menjawab wartawan. Demikian juga Wakil Ketua DPRDSU Hasbullah Hadi, saat keluar ruangan ketua untuk sholat Asar mengaku belum punya waktu menjawab wartawan yang sejak siang menunggunya diruang ajudan.
“Sebentar ya kawan-kawan, kami masih rapat bersama bapak-bapak dari Polri. Tunggulah setelah selesai, sabar ya”, katanya.
Informasi diperoleh dari gedung dewan, pemeriksaan intensip dilakukan Polri guna menuntaskan kasus hukum terkait tewasnya Abdul Azis Angkat dalam demo maut pendukung Protap.
Polri sepertinya tidak mau kecolongan dengan kasus ini, sehingga pengusutannya benar-benar dilakukan sangat serius. “Tidak sejengkal pun informasi dan fakta yang dilewatkan Polri. Mereka mengumpulkan fakta-fakta anarkis pendukung Protap sedetil mngkin”, ujar salah seorang anggota dewan.
Sementara pantauan wartawan, sejumlah pasilitas di gedung dewan yang hancur akibat kebrutalan pendukung Protap, belum diperbaiki. Pagar yang tumbang, kaca gedung yang hancur dan ruang sidang paripurna masih dibiarkan berantakan.***