fashion pria

Sudah Ada Cahaya Listrik di Paluh Manan


Oleh Mayjen Simanungkalit
SUARA burung bangau dan burung camar, bersahut-sahutan. Burung berwarna putih itu, sesekali pamer kepiawaian mengepak sayap. Seolah mereka memberitahu, hidup di pinggiran pantai itu sangat damai.

Pemandangan itulah dirasakan Tim II Kunker DPRDSU saat meninjau realisasi proyek dibiayai APBDSU tahun anggaran 2007, berupa pengadaan dan pemasangan 137 unit PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di desa Paluh Manan dan 77 unit di desa Paluh Kurau, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang, Jumat kemarin (7/11).
Tim II Kunker DPRDSU yang meninjau proyek berbiaya 891 juta itu, masing-masing Ir Kamluddin Harahap MSi, Ir Tosim Gurning, H Sujarwono. Bersma mereka ikut seorang Staf Dinas Pertambangan Sumut bermarga Batubara, seorang staf DPRDSU bermarga Simanjuntak dan dua wartawan unit dewan.
Saat tiba di Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang, Jumat siang 7 Nopember 2008, terik matahari sangat menyengat. Tidak ada tanda akan turun hujan, sebab langit sangat cerah. Semilir angin berembus perlahan diiringi suara gemercik air dibawah rumah penduduk.
Desa Paluh Manan memang berbatasan dengan pantai. Setiap mata memandang, yang nampak hanya air laut dan beberapa pulau kecil yang disebut penduduk sebagai Paluh. Desa itu juga dikelilingi pohon Bakau yang tumbuh subur, diselingi kebun sawit yang baru menghijau.
Saat berupaya mendarat kedesa dari atas boat, dari rumah-rumah warga yang dibangun diatas air dekat jalan, sayup-sayup terdengar suara radio mendendangkan lagu danggut “Oh..saiba...”.
Di bagian lain, anak-anak desa dengan riang berenang di sebuah kolam alam, tepat di samping perkampungan. Disekeliling kolam yang luas itu, terlihat beberapa petani sedang menanam sawah.
Sedangkan rumah yang jumlahnya terhitung dengan jari, umumnya dibangun dengan konstruksi sederhana. Ada yang sudah beratap seng, berlantai semen. Tapi umumnya masih beratap rumbia.
Pemandangan mencolok adalah, semua rumah didesa itu pada bagian atapnya terpasang kotak segi empat mirip antena. Kotak itu, bagian dari elemen PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) yang sudah ada sejak Desember 2007.
Kepala Desa Paluh Manan, Suryadi mengatakan, hadirnya PLTS ini mengubah hidup warga desa. Dari yang gelap gulita pada waktu malam, kini lebih meriah dan lebih terang karena adanya listrik.
Penduduk sudah bisa memutar dangdut di radio. Anak-anak juga belajar dengan penerangan listrik. Malam-malam warga desa pun lebih ramai, lebih terang.
“Sudah tak ada gelap gulita. Alhamdulillah, kami sudah menikmati apa artinya kemerdekaan”, kata Suryadi.
Impian 20 Tahun
Paluh Manan adalah salah satu dari 20 desa di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Desa ini harus dijangkau dengan perjalanan laut menggunakan kapal motor (boat) selama satu jam dari dari daratan Hamparan Perak, melewati kanal alam di daerah itu.
Hingga 2006 lalu, 61 tahun Indonesia merdeka, listrik memang sesuatu yang seperti mimpi di siang bolong. Termasuk juga desa-desa di kawasan paluh itu.
Kalau malam hari, biasanya tak ada cahaya terlihat. Dikejauhan hanya nampak lampu petromak, dipasang penjaga tambak milik warga kota.
"Kami berharap bantuan ini setidaknya bisa menerangi rumah warga meski hanya tiga lampu karena daya sel surya ini hanya 50 watt pic, yang untuk nonton TV saja jelas tidak mungkin. Listrik ini sudah diimpian warga selama 20 tahun ," ungkap Kades Suryadi.
Anggota DPRDSU Kamaluddin Harahap saat meninjau PLTS itu, menyambut baik program PLTS sebagai alternatif pemecahan kebutuhan listrik bagi warga desa di daerah terpencil.
Dengan PLTS anak-anak didesa bisa belajar malam hari dengan baik. Sebab kata Caleg DPRDSU dari PAN Dapel Kota Medan ini, anak-anak di desa terpencil juga memiliki cita-cita dan harapan seperti juga anak kita.
Demikian juga menurut Tosim Guring, Caleg DPRDSU dari PBR Dapem Deli Serdang, mengatakan sebanyak 500 ribu rumah tangga di Sumut sampai kini belum mendapatkan sambungan listrik.
Mereka umumnya di desa terpencil dan dari kelompok yang miskin. Maka Program PLTS perlu dilanjutkan lebih maksimal.Menurut catatan wartawan, selama ini Pemprovsu telah memberikan perhatian terhadap mereka yang mendambakan listrik. Dan tahun 2007 dari APBDSU dapat 1.200 PLTS serta membangun dua unit minihidro.
Walau diyakini program itu tidak cukup untuk mengentaskan kemiskinan, dan memberikan sambungan listrik kepada 500 ribu rumah tangga tersebut. Namun setidaknya, secara berlahan mampu melenyapkan gulita di desa. Begitulah.***