fashion pria

Mengenal Drs H Abdul Azis Angkat


DARI KAMPUS HINGGA JADI KETUA DPRD SUMUT
MEMULAI karir sebagai dosen di almamaternya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Medan yang kini berubah menjadi Universitas Medan (Unimed), namun akhirnya terjun ke dunia politik praktis.

Disaat jutaan orang berebut untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS), dia malah nekad mengundurkan diri. Padahal, saat mundur dari status PNS, golongan kepangkatannya sudah III D, suatu jenjang kepangkatan yang punya prosfek dalam karir seorang PNS di Perguruan Tinggi.

Tapi itulah Drs H Abdul Azis Angkat MSP, yang Kamis (13/11) kemarin terpilih menjadi Ketua DPRD Sumut melanjutkan sisa priode 2004-2009. Ayah empat orang anak dan suami dari Turnalis Siregar itu, resmi mundur dari PNS tahun 1997.

Banyak orang mengejeknya saat itu. Bahkan diantara rekan satu profesi di Unimed, sempat ada yang menudingnya “gila” karena nekad terjun kedunia politik praktis. Azis Angkat (50) tidak sakit hati dan tidak pula ragu, sebab sudah menjadi pilihan hidupnya untuk konsentrasi di habitat barunya itu.

Tekad meninggalkan status PNS itu makin kuat, apalagi adanya Peraturan Pemerintah (PP) No 5 dan PP 15 tentang Pegawai Neger Sipil (PNS), yang tidak membolehkan PNS rangkap jabatan sebagai politisi.

"Bagi banyak orang boleh saja menuding saya setengah gila, meninggalkan status PNS yang dari segi jaminan hidup sudah sangat jelas. Namun ini menyangkut pilihan hidup. Saya enjoy di dunia politik”, katanya suatu ketika.

Sosok Azis Angkat memang dikenal sebagai aktivis organisasi. Dia tokoh muda enerjik yang berwawasan masa depan dan dikenal supel dalam bergaul. Dia berterima disemua kalangan, baik muda maupun tua dan sangat familiar.

Dikalangan wartawan berpos di DPRD Sumut, penasehat Fraksi Partai Golkar juga Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut ini termasuk narasumber yang tak pernah kering. Kapasitas intelektualnya dan latarbelakangnya yang orang kampus, membuatnya sebagai kawan berdiskusi dan bertukar pikiran yang cukup asyik.

Azis Angkat ikut mewarnai berbagai keputusan politik yang diambil DPRD Sumut, terutama karena keberadaannya sebagai anggota dewan yang berbasis kampus. Dia tidak hanya memiliki pengalaman berpolitik, tapi juga lihai memainkan komunikasi sosial. Dia salah satu anggota dewan yang membuka akses sangat luas bagi pers, untuk memperoleh informasi soal perjuangan dewan memperjuangkan hak-hak rakyat.

JENJANG KARIR

Dalam menggeluti karir di dunia politik, Azis Angkat memulainya dari jenjang paling bawah. Dia masuk ke DPD Partai Golkar Sumut tahun 1985, setelah menjadi pengurus KNPI Sumut.

Awalnya dia hanya menduduki posisi ketua biro pendidikan kursus-kursus (1992-1997) di DPD Partai Golkar Sumut. Namun karir politiknya terus berkibar, sehingga tahun 1997 terpilih menjadi anggota DPRD Sumut dan sampai kini masih Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut.

Dia sudah menjadi anggota DPRD Sumut dalam dua priode, hingga terpilih menjadi ketua DPRD Sumut melanjutkan sisa priode 2004-2009. Dalam Pemilu 2009 mendatang, Partai Golkar mencalonkannya menjadi caleg DPR-RI periode 2009-2014 dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumut 3 dengan nomor urut 2.

Dalam paripurna pemilihan ketua DPRD Sumut dipimpin Pelaksana Ketua DPRDSU, Drs H Hasbullah Hadi SH SpN dihadiri Sekdaprovsu kemarin, Aziz Angkat meraih 61 suara dukungan dari total 76 anggota dewan yang memberikan suara. Aziz mengalahkan Zaman Gomo Mendrofa yang hanya mendapatkan 11 suara, sementara empat suara dinyatakan batal dan sembilan anggota dewan tidak hadir.

Pemilihan dilakukan karena kekosongan posisi ketua dewan menyusul pengunduran diri H Abdul Wahab Dalimunthe. Partai Golkar sebagai partai asal mantan Ketua DPRDSU kemudian mengusulkan dua nama sebagai kandidat ketua dewan, yakni H. Abdul Aziz Angkat dan Zaman Gomo Mendrofa.

Ketika ditemui wartawan seusai terpilih menjadi Ketua DPRD Sumut, Azis Angkat tidak banyak komentar. Dia mengatakan, belum bisa berbuat banyak karena masa tugas adalah setelah Mendagri mengeluarkan keputusan penetapan dan persetujuan.

Azis mengatakan, akan menindaklanjuti program DPRD Sumut sesuai hasil raker (rapat kerja) dewan baru lalu di Berastagi-Karo. Baginya, persoalan Sumut yang mendesak untuk dikerjakan masih banyak sesuai kepentingan masyarakat Sumut. Terutama menyangkut masalah krisis energi listrik dan dampak dari krisis ekonomi global, yang tentunya diatasi dengan kerjasama dengan Pemprovsu secara sinergis.

Dalam kepemimpinannya nanti, dia juga menyatakan DPRD Sumut tetap menjalin hubungan dengan Pemprovsu seperti yang sudah dilakukan selama ini. Terutama dalam menangani dan mengatasi permasalahan rakyat, karena dewan tidak bisa mengatasi sendiri. (Mayjen Simanungkalit)