MEDAN (Lapan Anam)
TINGGINYA curah hujan di kota Medan dalam satu bulan terakhir, menyebabkan sejumlah kawasan pemukiman di kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) dilanda banjir. Bahkan kawasan dipinggiran Sungai Deli yang membelah kota berpenduduk 2 juta jiwa itu, kini dilaporkan masih digenangi air banjir. Dampaknya, warga yang selama ini mengontrak rumah di inti kota, mulai melirik daerah pinggiran sebelah hulu yang bebas banjir. Kawasan Desa Marindal I, Desa Kedai Durian dan Deli Tua, kini bagaikan barang dagangan yang makin laris dan manis. Menjadi incaran warga Medan untuk pemukiman, karena terbukti lebih aman dan jarang dilanda banjir.
Sejumlah pemilik rumah kontrakan di Marindal mengatakan, pesanan rumah sewa dalam dua pecan terakhir sangat tinggi. Bahkan selain mengontrak dua tahun, warga kota Medan juga mulai melirik Marindal sebagai tempat tinggal.
“Rumah sewa ini sudah penuh, termasuk kamar yang dibelakang. Umumnya yang menyewa adalah karyawan kantor yang bekerja di Medan”, kata Amani Waridi, pemilik rumah kontrakan di Marindal, Sabtu (1/11).
Tanah kaplingan di Marindal juga mulai diserbu warga Medan, guna dijadikan rumah tempat tinggal. “Ada yang memesan dua kapling, ada juga yang rombongan”, kata Leman, makelar tanah di Marindal.
“Kami sudah berketetapan hati pindah ke Marindal, karena lokasinya lebih tinggi dan tak pernah banjir. Selama tinggal di Medan, perabotan rumah saya sering rusak, karena tiap tahun dilanda banjir”, kata Bunadi Sarwadi (45) warga kampung Aur Medan yang tiap tahun langganan banjir.
Sejumlah perumahan yang dibangun di Marindal, dalam dua tahun terakhir juga dilaporkan penuh. Jarak dengan kota yang bisa ditempuh 15 menit dan bebas banjir, menjadi alasan utama warga Medan memilih bermukim di kawasan Marindal.
Desa marindal I merupakan salah satu desa di Kecamatan Patumbak Deli Serdang, yang berbatasan dengan kota Medan. Secara topografi, Marindal berada di kawasan lebih tinggi dibanding kota Medan, sehingga dianggap lebih aman untuk tempat tinggal.
Sementara soal banjir tersebut, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menyatakan, masih berpotensi melanda wilayah Kota Medan karena masih menjadi pusat pembentukan awan hujan konveksi dan Comulonimbus (CB). Perkiraan itu terbukti, dengan derasnya hujan di Medan pada pecan terakhir. (ms)