Mangkubumi Medan Dibakar
Medan (Lapan Anam)
KEKHAWATIRAN warga Jalan Mangkubumi Medan akan terjadi kebakaran, terbukti sudah. Sekira 250-an rumah semi permanen dan papan di Lingkungan IX, Kelurahan Aur, Medan Maimoon itu, Kamis (20/11/08) sekira pukul 12.30 WIB musnah terbakar.
Ganasnya si jago merah di siang hari itu mengakibatkan masyarakat tidak dapat berbuat banyak. Warga hanya menyelamatkan harta benda seadanya. Bahkan, beberapa wanita jatuh tak sadarkan diri melihat rumahnya habis terbakar.
Modus kebakaran kemarin kata warga persis sama dengan kebakaran tiga tahun lalu. Lokasi ini diyakini dibakar, menyusul sikap warga yang enggan menjual lahan perkampungan di pinggir Sungai Deli itu kepada developer.
Kawasan Jalan mangkubumi Medan, sejak lama menjadi icaran developer untuk dijadikan perumahan elit. Lokasi strategis itu, bahkan sudah berulangkali ingin dikuasai dengan berbagai cara,namun warga tidak mau menjual lahan miliknya.
Tiga tahun silam, api tiba-tiba meluluhlantakkan hampir setengah perkampungan itu. Para korban pun terpaksa menjualnya ke developer karena tak mampu membangunnya kembali. Kebakaran dengan modus sama, kembali terjadi kemarin. Mungkin ada oknum yang ingin membersihkan kawasan itu dan memaksa hengkang semua penduduk.
Polisi dikabarkan masih mengusut kecurigaan warga itu. Apakah kawasan itu dibakar atau terbakar?
Namun warga yakin pengusutan itu sia-sia saja. Polisi selalu berpihak kepada yang kuat, jarang memihak rakyat yang jadi korban. Warga yakin, Polisi akan mengatakan bahwa kebakaran terjadi karena arus pendek. Malah biasanya akan ada warga sekitar ditangkap, diperiksa dan dituduh macam-macam. Kata warga, itu biasa dilakukan oknum petugas sebagai trik agar warga ciut.
Warga yang tinggal di daerah strategis kota Medan seperti Jalan S Parman, Jalan Kejaksaan dan lainnya kini tetap waspada agar hal serupa tidak terjadi. Karena modus membakar pemukiman dicurigai masih menjadi cara terbaik dan tercepat bagi developer untuk menguasai lahan. Dengan membakar pemukiman, biasanya pemilik akan menyerah dan malah minta agar lahannya dibayar. Warga biasanya tak sanggup membangun kembali rumahnya, sedangkan pihak developer biasanya menawarkan harga yang menggiurkan agar warga pindah ke daerah lain. (ms)