fashion pria

WASPADAI MARAKNYA AKSI PEMERASAN OLEH OKNUM MENGAKU WARTAWAN

Medan (Lapan Anam)
Ketua Seksi Organisasi PWI Sumut, Mayjen Simanungkalit menghimbau warga masyarakat agar mewaspadai aksi pemerasan oleh oknum mengaku wartawan.

"Praktek pemerasan oleh oknum mengaku wartawan kini sedang marak. Sasaran mereka antara lain para Kepala Sekolah Dasar (SD) yang menerima dana BOS dan Kepala Desa (Kades) yang menerima Bantuan Desa ", katanya kepada wartawan di Medan,Jumat (27/3).

Mayjen Simanungkalit yang membidangi pembinaan wartawan di PWI Sumut, mengaku banyak menerima pengaduan masyarakat atas tindakan pemerasan oleh oknum mengaku wartawan.

Jumat kemarin misalnya, pihaknya menerima pengaduan dari Kepala SD Pargarutan, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapsel atas ulah tiga oknum mengaku wartawan mencoba memeras. Oknun tersebut dilaporkan meminta uang Rp 800 ribu dan meneror lewat sms, karena Kepala Sekolah diduga lalai mengecet gedung sekolah tersebut.

Tiga oknum tersebut masing-masing Uba N Hsb SH juga mengaku Kordinator LSM PIPF KKN Wilayah I Tabagsel, Syam Lbs mengaku Wartawan Suara Akar Rumput dan MN Dgrn mengaku wartawan Harapan Rakyat, masing-masing terbitan Jakarta.

"Namun ketika media yang mereka sebut dikontak ke Jakarta,ternyata nama media itu tidak dikenal alias diduga piktif. Kasus serupa juga sering terjadi dengan sasaran beragam dan lokasi berbeda", kata Simanungkalit.

Dia juga menegaskan, dari sejumlah daftar nama oknum yang sering melakukan pemerasan itu, ternyata bukan anggota PWI. Mereka diduga adalah kelompok wartawan gadungan,yang gentayangan mencari mangsa.

"Karena para oknum mengaku wartawan yang melakukan pemerasan bukan anggota PWI, maka secara organisasi kita tidak dapat menindaknya ", kata Simanungkalit seraya menyarankan para korban melaporkan pemeras kepada Polisi.

Disebutkan, modus operandi oknum mengaku wartawan dalam beberapa kasus pemerasan yang dilaporkan umumnya sama. Mereka biasanya datang secara berkelompok, menuding mangsanya telah korupsi dan memaksa korban agar memberi sejumlah uang.

Tragisnya,oknum mengaku wartawan tersebut sering juga mencatut dirinya sebagai aktivis LSM. Juga tidak segan-segan mencatut nama-nama media tertentu, dengan tujuan untuk menakuti korbannya.

"Oknum tersebut dapat eksis menekuni habitatnya,karena selama ini dilayani pihak-pihak yang memang bersalah.Maka jika masyarakat menjadi korban kelompok itu sebaiknya lapor segera ke Polisi", ujar Simanungkalit. ***