Medan (Lapan Anam)
Plh Ketua DPD PDI-Perjuangan Sumatera Utara, Panda Nababan, mengatakan koalisi yang dibangun PDI-Perjuangan dengan Partai Golkar kualitasnya memang jauh berbeda seperti misalnya pertemuan Partai Golkar dengan PKS, atau dengan Partai Demokrat.
”Pertemuan ini berbeda dan jauh lebih matang. Jadi koalisi yang kita bangun tidak seperti 'menegakkan benang basah'. Ada semacam signal bagus atas pertemuan JK-Mega beberapa waktu lalu,” kata Panda Nababan di sekretariat partai itu Jalan Hayam Wuruk, Medan, Jumat (13/3).
Namun Ketua DPP PDI-Perjuangan ini mengaku pertemuan JK-Mega itu belum membahas siapa nantinya di antara mereka yang akan menjadi capres atau cawapres pada Pilpres 8 Juli mendatang.
”Kita belum ada membicarakan itu (capres-cawapres). Tapi masih menunggu hasil Pemilu Legislatif pada 9 April nanti,” katanya.
Ketua I Fraksi PDI-Perjuangan DPR RI ini menambahkan kematangan koalisi yang mereka bangun dengan Partai Golkar jauh hari sebelumnya telah melewati tahapan-tahapan. Hal itu sudah mereka bangun dua tahun lalu. Seperti pertemuan kedua partai itu pada 2007 lalu di Medan, kemudian dilanjutkan di Palembang, petermuan Kemayoran, Ancol.
”Bahkan Dewan Penasehat Partai Golkar, Surya Paloh, kita sambut Wellcome dan diberi kesempatan berpidato pada Rakornas PDI-Perjuangan. Dan pada acara Golkar di Ancol, Ketua Dewan Penasehat PDI-Perjuangan, Taufik Kiemas, juga diundang. Jadi koalisi yang kita bangun memang jauh lebih matang,” ulangnya lagi.
Di tingkat daerah sendiri, sambung dia, segala sesuatunya yang berkaitan dengan koalisi tetap mengacu berdasarkan instruksi pusat.
”Daerah cuma pelaksana. Segala sesuatunya mengenai kebijakan partai pada Pilpres mendatang berdasarkan instruksi Jakarta,” katanya.
Namun Panda tidak berkomentar terlalu jauh ketika disinggung apakah upaya Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla, yang kerap melakukan pertemuan dengan ketua partai lainnya disebut sebagai upaya manuver untuk mendongkrak popularitasnya.***