fashion pria

Wagubsu Tetap Mangkir

TPF Layangkan Surat Susulan Kedua
Medan (Lapan Anam)
Upaya Pansus Tim Pencari Fakta (TPF) DPRDSU terkait tragedi maut pendukung Protap, untuk memintai keterangan dari Wagubsu Gatot Pudjonugroho masih terganjal. Pasalnya, sang Wagub tetap mangkir dan tidak bersedia menghadiri undangan TPF.

“TPF ingin membuat tragedi 3 Pebruari DPRDSU yang dikenal sebagai demo maut Protap menjadi jelas dan terang. Namun Wagubsu Gatot belum dapat hadir”, kata Ketua TPF H Abdul Hakim Siagian SH,MHum didampingi Sekretaris H Azwir Sofyan di gedung dewan, Jumat (6/3).

Ditegaskan Hakim, ketidakhadiran Wagubsu memenuhi undangan TFP kedua kalinya jelas disengaja, terlihat dari surat pemberitahuan disampaikan Sekdapropsu ke DPRDSU. Menurut surat itu, Wagubsu tidak bias hadir karena ada tugas ke kantor Mendagri di Jakarta.

“Namun kita akan layangkan surat susulan kedua dan suratnya sudah ditandatangani Wakil Ketua DPRDSU Hasbullah Hadi. Sore ini juga akan dikirimkan”, kata Hakim.

TPF sendiri menjadwalkan pertemuan dengan Wagubsu pada Senin 16 Maret 2009. Keterangan Waguybsu sangat diperlukan TPF guna membuat kasus demo maut Protap menewaskan Ketua DPRDSU Abdul Azis Angkat, menjadi jelas dan terang.

“Karena menyangkut hilangnya nyawa, maka masalah ini sangat serius dan jangan diangkap enteng”, kata Hakim seraya menyebutkan paling lambat 14 April 2009 hasil temuan TPF akan diserahkan kepada pimpinan dewan.

Daikatakan, keterangan Wagubsu bagi TPF sangat urgen. Diantaranya menyangkut tupoksi (tugas pokok dan fungsi) Wagubsu berkaitan dengan pemekaran otonomi daerah, serta hal-hal lain yang diketahui Wagubsu berkaitan dengan masalah Protap.

“TPF tidaka kecewa Wagubsu belum bisa hadir, tapi dibandingkan dengan Gubsu Syamsul Arifin yang sangat koperatif, maka sikap Wagubsu Gatot pantas dipertanyakan”, katanya.

Ketidakhadiran Wagubsu juga membuat TPF makin bersemangat untuk mencari tahu faktor lain yang menyebabkannya tidak hadir.
Menanggapi tudingan Wagubsu adalah penakut, Hakim menilai ungkapan itu salah. Karena konsekuensi sebagai pimpinan tidak penakut tapi harus berani.

“Sebagai orang yang memangku jabatan politis atau jabatan public, Gatot tidak perlu takut tapi harus berani”, tandasnya.***