fashion pria

Sajikan Berita Seperti Makanan Lezat


Medan (Lapan Anam)
Para wartawan maupun humas instansi diharapkan mampu menyajikan berita serta rilis seperti makanan lezat, bukan sebaliknya membuat berita hanya apa adanya ibarat sayur tanpa garam, sehingga mengabaikan kebutuhan pembaca .

Harapan tersebut disampaikan Pelatih Nasional PWI, Drs. Dailami di hadapan para peserta ketika tampil menjadi nara sumber pada Pelatihan dan Sosialisasi Etika Jurnalistik bagi Prajurit Kodam I /BB diikuti 50 peserta di Aula Mapendam I /BB Jalan Gaperta III Medan, Rabu ( 28/1).

Lebih lanjut kata Dailami, berita disajikan tanpa memperhatikan nilai berita dipastikan tidak bakal menarik pembaca, oleh sebab itu wartawan dalam pembuatan berita serta humas instansi dalam pembuatan rilis harus memperhatikan kebutuhan pembaca, jika perlu menjadikan rilis berita tersebut ibarat makanan lezat agar setiap pembaca tertarik membacanya.

Berita bernilai tersebut harus senantiasa memperhatikan sisi aktualitas, kedekatan, kejadian luar biasa, menguasai hajat hidup orang banyak, menarik serta berbagai hal dibutuhkan serta dicari pembaca terhadap sesuatu yang belum mereka ketahui.

“Sajikanlah berita seperti makanan lezat supaya mengundang orang selalu ingin mengkonsumsi berita tersebut, ibarat orang lapar tentu menginginkan makanan apalagi hidangan tersebut terbilang lezat ”, ujar Dailami yang juga menjabat Wakil Ketua PWI Sumut.

Ditambahkan, banyak rilis dikirim humas instansi maupun pihak-pihak tertentu menjadi tidak prioritas pemuatannya bagi media massa tertentu, alasannya memang beraneka ragam namun penundaan termasuk pembatalan pemuatan disebabkan rilis dikirim tersebut penyajiannya sangat datar, monoton, kering, tidak informatif, dangkal, terlalu seremonial dan alasan lainnya.

“Tidak ada keharusan media massa menerbitkan rilis diterima dari instansi atau sumber tertentu, terlebih jika rilis tersebut tidak memiliki nilai berita atau terdapat sejumlah kekurangan dari kacamata jurnalistik terhadap layak tidak layaknya bahan berita tersebut diterbitkan menjadi berita”, kata Dailami.

Membuat rilis berita, kata Dailami memang terkait langsung dengan keterampilan dimiliki seseorang, diantaranya kemampuan merangkaikan kata-kata, penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar, pemahaman terhadap masalah yang diangkat menjadi substansi pemberitaan , pemahaman kode etik jurnalistik dan berbagai keterampilan lainnya.

“Supaya terampil membuat berita diperlukan latihan secara terus menerus, jika tidak jangan berharap seseorang bisa baik membuat berita tanpa melatih diri dengan berbagai keterampilan di bidang jurnalistik”, tandas Dailami .

Langkah Maju

Dailami menilai terobosan dilakukan Pendam I/BB melalui Kapendam I/BB Letkol CAJ Asren Nasution bekerjasama dengan Ketua PWI Sumut HA Muchyan AA dan Ketua DKD PWI Sumut HA Roni Simon menggelar Pelatihan dan Sosialisasi Etika Jurnalistk bagi prajurit serta PNS Kodam I/BB merupakan langkah maju, sebab dari dialog yang muncul saat pemaparan materi, ternyata banyak hal-hal yang menjadi pertayaan peserta seputar masalah jurnalistik baik itu mengenai pemberitaan, pembuatan berita, rilis, wartawan serta etika profesi

”Kegiatan ini merupakan langkah maju serta perlu berkesinambungan, karena prajurit perlu meningkatkan Sumber Daya Manusia dengan berbagai ilmu serta pengetahuan termasuk tentang jurnalistik”, ujar Dailami...

Dalam kegiatan berlangsung slama dua hari tersebut, Dailami membawa tiga materi meliputi Dasar-Dasar Jurnalistik, Bahasa Jurnalistik Indonesia serta Bergaul dengan Wartawan.( Rel )