fashion pria


Dukun AS Minta
Dikuburkan Dekat Rumah Ibunya

Dieksekusi Mati di Tengah Kebun Karet

Medan (Lapan Anam)

Dukun AS, pembunuh 42 wanita cantik yang berobat kepadanya telah dieksekusi mati. Dia menjadi manusia paling dibicarakan di pertengahan Juli 2008, ditengah mulainya masa kampanye bagi Partai politik yang juga baru menerima nomor urut partai.

Perhatian publik terhadap dusun AS, melebihi segalanya. Kuburannya pun dikunjungi ribuan orang dari berbagai penjuru. Penjahat sekaliber dusun AS, ternyata memiliki magnet luar biasa. Tapi ini contoh yang salah, jangan pernah ditiru.


Bagaimana prosesi eksekusi dukun AS hingga luput dari pantaun wartawan dan publik ? Berikut kisahnya.

Tiga peluru di bagian dada menghabisi riwayat terpidana mati Ahmad Suraji alias Nasib Kelewang alias Dukun AS, Kamis (10/7) tadi malam sekira pukul 21.58 WIB. Pembunuh 42 wanita di Desa Aman Damai, Sunggal, Deli Serdang itu menghembuskan nafas terakhir, di perkebunan karet PTPN-3, tepatnya di Desa Jaharun-B Kecamatan Galang atau kira-kira 35 Km arah Selatan Kota Medan.

Informasi wartawan Sumut Pos yang mengikuti jejak prosesi eksekusi menyebutkan, Dukan AS dijemput dari LP Tanjung Gusta dengan menggunakan 6 mobil. Awalnya, Dukun AS berada di Mobil Kijang Innova warna biru BK 678 AY.

Mobil tersebut bergerak menuju arah Pulo Brayan. Sementara dua mobil lainnya menuju arah Klambir Lima.

Saat dijemput Dukun AS memakai kemeja putih dan celana jeans ponggol warna biru. Mobil tim eksekutor menunggu di LP wanita. Semua petugas menggunakan sebo.

Untuk mengelabui wartawan, mobil Kijang Innova yang membawa Dukun AS masuk jalan tol menuju Galang. Tapi, sebelumnya Dukun AS dipindah ke mobil Nissan X-trail dan keluar dari pintu tol Tanjungmorawa. Mobil sempat memutar-mutar di Kota Lubukpakam. Bahkan, mobil sempat berhenti di ATM BNI Jalan Sutomo, Lubukpakam.

Dua mobil Kijang Kapsul Biru dan Nissan X-trail yang membawa Dukun AS melintas di Jalan Lubuk Pakam-Galang. Persis di simpang perkebunan PTPN-3 Galang, mobil langsung bergabung dengan puluhan petugas Brimob menggunakan mobil Rantis dan masuk ke dalam perkebunan.

Dari dalam perkebunan sawit PT PN-3 Kebun Sei Putih, tepatnya Desa Jaharunde Kecamatan Galang atau kira-kira 1 Km dari Asrama Batalyon 121 Macan Kumbang, wartawan Sumut Pos mendengar satu kali tembakan keras. Sayup-sayup terdengar suara orang bercakap-cakap. Selanjutnya hening.


Dipastikan, proses eksekusi tidak mengalami hambatan. Sebanyak 12 orang regu tembak sudah melepaskan tembakan. Lokasinya tepat di tengah perkebunan karet. Meski hanya satu senapan yang berisi peluru, diyakini sudah cukup menyelesaikan proses eksekusi. Sebelumnya, wartawan koran ini sempat disuruh menjauh saat berada hanya sekitar 10 meter dari lokasi penembakan.

Tak lama, tim eksekutor bersiap-siap dan mobil mengarah balik menuju ke RSUD Deliserdang.

Sekira pukul 22.30 jasad Dukun AS tiba di RSUD Lubukpakam dengan mobil ambulan B 1978 WQ dengan pengawalan mobil patroli milik Polres Deliserdang Nopol 28182-II. Dengan pengamanan ketat langsung dibawa ke ruang mayat untuk diotopsi. Ceceran darah Dukun AS sempat membasahi ubin lantai dekat pintu masuk ruang mayat.

Ruangan itu kemudian dikerubuti puluhan wartawan media cetak dan elektronik. Tapi polisi langsung melakukan pagar betis sebanyak empat lapis. Otopsi selesai dilakukan pukul 23.45 dan langsung dimasukkan ke dalam peti warna coklat untuk disalatkan di musala rumah sakit tersebut.

Menurut Ketua Tim Otopsi, dr Isnaini, dalam keterangan singkatnya, Dukun AS tewas akibat tiga tembakan di tengah-tengah dadanya. Salat jenazah dipimpin Kepala KUA Lubukpakam, Ustad Jumali, diikuti beberapa orang.

Salat jenazah selesai pukul 23.56. Pukul 00.00, ambulan dan satu mobil patroli membawa jenazah Dukun AS ke pemakaman umum Medan Sunggal, dekat Kantor Camat Medan Sungal. Tapi, belakangan dialihkan ke Desa Kelingan Dusun 15 Sunggal, Deliserdang.

Sehari sebelum dieksekusi, permintaan terakhir Dukun AS sudah dikabulkan. Dukun AS juga sudah dikunjungi keluarga dan kerabatnya di LP Kelas I Tanjung Gusta. Para pembesuknya pada hari ini antara lain sang ibu, Sarti. Wanita yang biasa dipanggil Mbah Sarti itu datang dengan beberapa tetangga.

Dalam pertemuan dengan keluarga tersebut, Dukun AS hanya meminta mayatnya dikuburkan dekat rumah ibunya.

Koordinator Tim Pelaksana Eksekusi Dukun AS, Tengku Suhaimi, SH mengatakan permintaan terakhir Dukun AS adalah mempertemukan dirinya dengan istrinya, Tumini, yang kini mendekam di LP Wanita Tanjung Gusta sudah dilakukan.


“Kami sudah mempertemukannya, dan mereka sudah bertemu satu jam lebih di LP Dewasa Tanjung Gusta kemarin,” ucap Suhaimi yang juga Asisten Pidana Umum Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Utara ini.

Dia menyebutkan, Tumini dijemput oleh tim dari LP Wanita yang lokasinya tak jauh dari LP Dewasa Tanjung Gusta, tempat Dukun AS ditahan. Kemudian keduanya dipertemukan di LP Dewasa sebelum pelaksanaan eksekusi dilaksanakan.

Setelah kedua bertemu barulah Tumini dikembalikan ke LP Wanita guna menjalani masa tahanan.

(Naskah dikutif dari Harian Sumutpos.com/Foto Waspada.co.id, Sabtu 12 Juli 2008)