fashion pria

Arsip Rekan

Kerugian Gempa Simangumban Capai Rp25,4 M

Tarutung (Lapan Anam)
Jumlah kerugian akibat gempa berkekuatan 6,1 Skala Richter yang mengguncang Kabupaten Tapanuli Utara Senin (19/5) lalu mencapai Rp25,3 miliar lebih.

Berdasar data yang diperoleh dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Utara (Taput), kerugian terbanyak akibat gempa tektonik itu yakni kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan yang dihitung mencapai Rp12,5 miliar. Kemudian, permukiman rumah warga yang diperkirakan mencapai Rp7,48 miliar.

Selain itu, sarana sekolah mengalami rusak berat dan ringan diperkirakan Rp3,24 miliar,sedangkan sarana dan prasarana irigasi Rp1,5 miliar. Ditambah fasilitas peribadatan, yakni gereja sebesar Rp0,48 miliar dan masjid sebesar Rp0,224 miliar serta kerugian lain seperti tumbangnya tiang listrik dan sarana publik lain mencapai ratusan juta.

Kepala Bagian Humas Taput Pestalen Pasaribu menyatakan, dana yang dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi dan sarana publik yang rusak minimal Rp25 miliar. Kerusakan terparah akibat bencana itu adalah jalan dan jembatan. Perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan merupakan yang paling mendesak untuk diperbaiki.

’’Rehabilitasi untuk jalan sudah dikoordinasikan dengan PU Binamarga jalan dan jembatan. Sebab, hal itu dianggap hal paling penting,” papar Pestalen Pasaribu. Dia menambahkan,pemulihan kerusakan akibat gempa yang meluluhlantakkan Kecamatan Simangumbang (wilayah perbatasan Taput dan Tapsel) tengah diupayakan pemkab.Upaya yang dilakukan saat ini adalah percepatan penyambungan akses listrik yang masih padam karena banyaknya tiang tumbang.

’’Kami sudah meminta bantuan PLN untuk percepatan akses listrik. Infrastruktur lain, seperti pemasangan kembali tiang listrik, akan dikerjakan. Kami juga memaklumi pihak PLN sedang mengupayakan pemasangan tiang listrik,”paparnya. Pemerintah daerah (pemda) telah mengupayakan penggalangan bantuan untuk percepatan pemulihan akibat gempa itu.

Kerugian dan kerusakan yang diakibatkan gempa telah dilaporkan kepada Gubernur Sumut dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Pemerintah Taput masih memikirkan sumber dana menanggung kerugian akibat gempa itu.Anggaran daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dinilai sulit digunakan karena besarnya nilai kerugian.
Kami belum menutup bantuan untuk perbaikan kerusakan yang ada. Hingga saat ini kami terus memantau daerah yang terkena gempa,’’ tandasnya.
Sementara itu,dari lokasi bencana di Kecamatan Sinamgumban masih ada sejumlah warga yang tinggal di tenda darurat.Warga ini bertahan di tenda darurat karena tidak memiliki biaya dan harta lagi.Selain tidak punya biaya perbaikan, mereka juga masih trauma.

’’Kami masih takut,rumah kami sangat dekat ke jurang. Untuk membangunnya pun masih menunggu waktu,” tutur Nurmala, 53,warga Simangumban Jae di sebuah tenda penampungan di daerah perbatasan Tapsel-Taput. Warga lain yang tinggal di Simangumban Jae Munder Sihombing,65,bersama keluarganya juga bertahan di tenda darurat yang mereka dirikan tepat di lokasi bekas rumah mereka yang hancur akibat guncangan gempa.

Keluarga Sihombing mengaku bingung membangun kembali rumahnya karena ketiadaan uang. Mereka memilih tinggal di tenda itu.Pakaian yang tersisa dan peralatan memasak sengaja ditata layaknya sebuah rumah permanen. (baringin lumbangaol/SINDO)