fashion pria


TOLAK KENAIKAN BBM,
MAHASISWA BLOKIR JALAN IMAM BONJOL MEDAN

Medan (Lapan Anam)

RATUSAN elemen mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Medan memblokir Jalan Imam Bonjol Medan, persisnya depan Gedung DPRDSumut, Selasa (27/5), memprotes kebijakan pemerintahan SBY – JK menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi Rp 6.000 per liter.

Dalam pernyataan sikapnya, massa menyebutkan, kenaikan harga minyak dunia yang mencapai 140 Dollar AS, membuat pemerintah kelimpungan, sehingga mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM dalam negeri. "Kebijakan ini sangat mencekik rakyat," kata mereka.

Terkait pemberian BLT yang sudah dikucurkan di 10 kota di Indonesia, massa menilai, tindakan itu hanya membodohi rakyat miskin, sebab, kata mereka, seperti 2005 lalu, pemberian BLT tidak tepat sasaran.

Massa membeberkan kegagalan pemerintah menyejahterakan rakyat. Di antaranya, tidak diwujudkannya anggaran pendidikan sebesar 20 persen dan membentuk UU Ketenagakerjaan No. 13 yang dinilai tidak berpihak kepada buruh.

Sementara, di pagar gedung DPRD Sumut, puluhan polisi berbaris membentuk pagar betis guna berjaga-jaga mencegah kemungkinan masuknya pengunjukrasa.
"Kejikan SBY-JK sudah menyengsarakan rakyat, karena kenaikan harga BBM ini tanpa dilakukan tampa melihat kondisi rakyat yang tidak mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari," teriak salah seorang orator.

Menurut mereka, peristiwa ini tidak terlepas dari kerja-kerja tangan kaum imperialis (penjajahan gaya baru modal asing), yang selama ini meletakkan modal sebagai kepemimpinan utama di seluruh dunia.


Rakyat ditipu dan dibodohi dengan kebijakan yang katanya pro rakyat miskin. Padahal, seperti halnya BLT yang sudah pernah dilakukan pada tahun 2005, BLT tidak pernah tersalurkan langsung ke rakyat. “Rakyat Indonesia kembali dibodoh-bodohi," teriak mahasiswa.


Atas dasar itu, mahasiswa menilai SBY-JK gagal menyejahterakan rakyat. Karena itu, mereka menuntut segera mengganti Pemerintahan SBY-JK dengan pemerintahan kerakyatan, modern, merdeka, bersih dan internasionalis.


"Bangun industri energi alternatif untuk mengatasi krisis energi di Indonesia. Stop pembayaran hutang luar negeri," kata mahasiswa. Mahasiswa juga menolak BLT. Karena pada kenyataannya tahun 2005 tidak pernah tersalurkan kepada rakyat."Nasionalisasikan (ambilalih) industri pertambangan dan migas di bawah kontrol rakyat," ujar mahasiswa.

Dalam aksi tersebut, mahasiswa juga menggelar teatrikal dan membakar ban bekas di depan Gedung DPRD Sumut dengan mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian. (ms)