fashion pria

Artikel Rekan

KAPITALIS PERS VS JURNALIS JELATA
Catatan : Idrus Djunaidi (Sekretaris Korda IJTI – Sumut)

Pengantar :
TULISAN ini dikirimkan rekan saya mantan Wartawan Deli TV, Firdaus Nasution melalui Email, untuk dipublikasikan. Saya pribadi prihatin dengan perjuangan mereka meraih hak-haknya, setelah diberhentikan semena-mena oleh managemen Deli TV. Walau dengan perjuangan yang a lot, akhirnya berhasil juga. Inilah potret buram profesi wartawan di Indonesia. Tulisan rekan Idrus Djunaidi ini, sangat menyentuh dan semoga saja ada manfaatnya.

SAYA anggap inilah ungkapan yang tepat dalam proses perjuangan yang sedang dijalankan oleh Forum Peduli Nasib eks Karyawan Deli TV, menghadapi pihak manejemen PT. Deli Media Televisi, atas tindakannya memberhentikan 31 karyawan, tanpa prikemanusiaan.

Mungkin tidak objektip kalau langsung menuduh PT. Media Deli Televisi sebagai biang kerok dari semua kekacauan yang saat ini menjadi pembicaraan para insan pers, khususnya di Sumatera Utara dan berbagai lembaga serta instansi yang berkaitan dengan proses PHK yang diterapkan pihak Deli TV.

Namun ada beberapa hal yang pantas kita jadikan landasan tuduhan kepada menejemen PT. Deli Media Televisi, atas semua gejolak yang terjadi selama ini, misalnya ; -Pola perekrutan karyawan yang tidak jelas aturannya -Tidak adanya laporan perekrutan karyawan kepada instansi terkait-Tidak adanya laporan ke KPID Sumut tentang keberadaan karyawan yang merupakan salah satu persyaratan dalam pendirian sebuah stasiun televisi-Dan yang terpenting sikap ego PT. Deli Media Televisi menjadi selimut untuk menutupi kebobrokan menejemen Deli TV.

Dalam proses pertarungan ke dua belah pihak, tidak terlepas dari pro-kontra dan dukung mnedukung dari berbagai kubu yang menambah panas situasi. PT. Deli Media Televisi yang saat ini memiliki keterbatasan prajurit, membentengi diri dengan menjadikan pihak Sun TV (MNC Group) sebagai perisai menghadapi serangan.

Ini terlihat dengan gaya pinjam tangan Deli TV yang memanfaatkan karyawan Sun TV Biro Medan yang dijadikan Bemper dan pion untuk menghadapi eks karyawan Deli TV. Kolusi dan Koalisi juga digalang oleh Panglima Perang PT Deli Media Televisi (Chairman alias Apin) dengan oknum Ketua dan beberapa oknum anggota Komisioner KPID Sumut dalam menerbitkan surat palsu KPID Sumut (dikeluarkan tanpa sepengetahuan 2 anggota komisioner dan tidak tercatat di sekretariat) untuk dijadikan refrensi kepada pihak yang terlanjur membeli saham Deli TV.

Berbagai instansi terkait juga sudah dilobi oleh Panglima Perang Deli TV untuk mementahkan tuntutan eks karyawan yang menuntut pembayaran pesangon. Yang pasti dengan ke egoannya, pihak manejemen Deli TV tidak mau kehilangan muka di hadapan para kroninya.

Lalu bagaimana dengan Eks Karyawan yangtergabung dalam Forum Peduli Nasib Eks karyawan Deli TV ?

Keprihatinan dan simpati yang menagalir dari berbagai pihak menjadi penyemangat bagi mereka untuk berjuang melawan penindasan dan ketidak adilan. Adalah Aliansi Jurnalis Independen- Cabang Medan dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia – Korda Sumut, yang memberikan dorongan pertama bagi FPND untuk memperjuangkan nasib mereka. Meski pertarungan yang dianggap tidak seimbang karena melawan Musuh yang diback up oleh kekuatan raksasa, namun bukan menjadi alasan untuk mundur melawan kezaliman.

Meski hanya memiliki senjata berbentuk trompet, Beberapa organisasi kewartawanan yang tergabung dalam MASYARAKAT PERS SUMATERA UTARA ( KOWRI-Sumut, IJTI-Sumut, AJI-Medan, PWI-Sumut, Medan Pers Club, Forum Jurnalis Perempuan, Jurnalis Muslim Club, Paguyuban Wartawan Media Cetak & Elektronik-Sumut, PWI Reformasi-Sumut dan Aliansi Sumatera Utara Menggugat) yang dikomandoi oleh Bung Asnul, Ketua KOWRI-Sumut, peta pertarungan akan lebih seru.

Kesolidan dari Masyarakat Pers Sumatera Utara yang memayungi kawan kawan eks karyawan Deli TV, adalah koalisi yang tidak bisa danggap remeh. Dengan beberapa aksi dan loby loby politis yang telah dimulai dan arah meriam yang telah dibidik kepada lawan, merupakan pertarungan sengit yang harus diperhitungkan oleh Deli TV. Sistem grilya Masyarakat Pers diyakini akan mampu menyaingi senjata (uang) dan amunisi (koneksi) PT. Deli Media Televisi, yang mulai tampak ketar ketir.

Bagaimana akhir pertarungan ini ? Apakah ada solusi terbaik untuk meyelesaikannya ?

Pertarungan akan dimenangkan oleh Masyarakat Pers Sumatera Utara, seandainya PT. Deli Media Televisi tidak melepaskan baju egonya. Kekuatan grilya telah dibuktikan oleh para pejuang untuk memerdekakan Republik Indonesia melawan penjajah. Namun bukan tidak mungkin jumlah korban bisa berkurang bila pihak pihak yang berseteru bersedia berunding. Hanya ada satu alasan yang bisa menjernihkan suasana. “ Jangan Saling Menyakiti diantara Sesama “

Akhir Perjuangan

Perjuangan pasti ada akhirnya. Inilah episode penutup dari kisah perjuangan Jurnalis Jelata melawan Kapitalis Pers dalam menuntut haknya yang dikebiri karena kesombongan raksasa media. Rabu, 21 Mei 2008. Jam 16.00 Wib merupakan hari bersejarah bagi insan pers di Sumatera Utara. Eks karyawan Deli TV bersorak girang karena melihat lawannya pihak manejemen Deli TV, bertekuk lutut mengakui kekalahannya.

Melalui sebuah mufakat bersama yang diprakarsai oleh Ketua MPW Pemuda Pancasila – Sumatera Utara, Anuar Shah alias Aweng, manejemen Deli TV yang diwakili oleh Sdr. Chairman alias Apin, dengan rela melepas segepok uang tunai untuk membayar tuntutan eks karyawannya.

Adalah IJTI-Sumut dan AJI Cab. Medan yang paling merasa gembira. Strategi perang yang dilancarkan untuk mendukung perjuangan eks karyawan yang menamakan diri Forum Peduli Nasib Deli TV (FPND), mutlak membuat lawan terseok tak berdaya.

Kekompakan dan tingginya kepedulian yang telah ditunjukan oleh beberapa organisasi kewartawanan dan paguyuban jurnalis yang tergabung dalam Masyarakat Pers Sumatera Utara (IJTI-Sumut, AJI Medan, KOWRI, PWI-Sumut, Forum Jurnalis Perempuan, Paguyuban Wartawan Media Cetak & Elektronik Sumut, Jurnalis Muslim Club, Medan Pers Club, PWI Reformasi – Sumut dan Aliansi Sumatera Utara Menggugat) yang mendukung setiap aksi yang dilancarkan FPND, telah membuat pihak lawan kelimpungan.

Bahkan perisai dan benteng yang selama ini diandalkan oleh pihak Deli TV, lari terbirit birit menyelamatkan diri agar tak terkena imbas kekalahan. Inilah bukti bahwa rasa kesetia kawanan dan persatuan dari Masyarakat Pers Sumatera Utara, mampu melawan sebuah bentuk kesewenangan yang selama ini menjadi kebanggan pihak Pengusaha Media.

Apa yang membuat Jurnalis Jelata mampu mengalahkan Kapitalis Pers ?

Kepedulian yang menimbulkan respons senasib dan sepenanggunganKekompakan yang menumbuhkan rasa percaya diri untuk bangkit melawanKeberanian yang menjadi dasar untuk berjuang dan menang Pilar Pilar yang dibangun oleh MPSU untuk mendukung perjuangan FPND, bagaikan ribuan pasang kaki kokoh yang berdiri menghadang serangan Deli TV. Tidaklah heran hanya dengan 3 kali serangan di barisan pelindung, manejemen Deli TV langsung menyerah tanpa syarat.

Apa yang membuat Kapitalis Pers kalah ?Kesombongan yang meremehkan lawanAmunisi terbuang percuma ke sasaran yang salahTerjebak dalam strategi perang yang menyesatkanPenghianatan dari dalam. Karena merasa dilindungi oleh Raksasa Media, pihak Deli TV beranggapan perjuangan FPND yang didukung MPSU, akan rapuh seiring waktu. Puluhan juta amunisi yang dikeluarkan dari kas senjata menjadi bumerang yang menambah terseoknya benteng pertahanan.

Berbagai saran dan usulan dalam menjalankan strategi yang diatur oleh pihak pihak yang tidak menginginkan perang berakhir, membuat Deli TV kehabisan stamina dan terjebak dalam situasi yang lebih rumit. Adalah orang orang dalam yang mengaku sebagai panglima dan penasehat perang telah bertindak curang demi keuntungan pribadi yang berdampak kehancuran bagi upaya mematahkan serangan lawan.

Nasib tragis yang biasanya dialami oleh Jurnalis kini berpindah kepada Deli TV. Bendera putih yang seharusnya tersimpan rapi dalam lemari besi, terpaksa dikeluarkan agar peperangan dihentikan. Menyerah dan kalah adalah penderitaan yang harus dialami Deli TV saat ini.

Apakah kisah ini berakhir ? Sebuah episode baru akan dilahirkan untuk mempertahankan benteng yang telah direbut oleh Masyarakat Pers Sumatera Utara. Bom waktu yang ditinggalkan oleh para penghianat di dalam pasukan Deli TV masih berserakan.

Siapa musuh selanjutnya yang akan berperang dengan MPSU ? Nantikan Episode Ke II “ JURNALIS JELATA VS KPID SUMUT “ ***