fashion pria

Profil Cagubsu




ABAH WAHAB, SUKSES DI BIROKRAT
BERJAYA DI POLITIK

Catatan : Mayjen Simanungkalit

BERPENAMPILAN sederhana, selalu menebar senyum dan mampu mencairkan kebekuan suasana. Jika dia berpidato, semua yang mendengarnya akan terkekeh dan terpingkal. Stok humornya lumayan banyak. Dia adalah H Abdul Wahab Dalimunthe SH.

Dalam ranah publik di Sumatera Utara (Sumut),namanya tidak asing lagi. Maklum, selain Ketua DPRDSU, lelaki kelahiran Rantau Prapat 10 Januari 1939 ini adalah mantan Wagubsu, mantan Ketua Partai Golkar Sumut dan aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan (Ormas). Dia tokoh senior dalam birokrat dan politik.

Akhir-akhir ini dia turut memanaskan suhu perpolitikan di Sumut. Karena tanpa diduga, Abdul Wahab Dalimunthe yang akrab dipanggil “Abah” atau Ayah”, maju sebagai Cagubsu priode 2008-2013 berpasangan dengan H Raden Muhammad Syafii SH,MHum.

Pencalonannya sebagai Cagubsu berdampak pada pemecatan dirinya dari Partai Golkar dan direcall dari jabatan Ketua DPRDSU. Wahab yang kini masih menjabat sebagai Mustasyar NU Sumut, dinilai membangkang keputusan partai Golkar yang telah memiliki calon Gubsu.

Karenanya, walau tokoh senior di Golkar dia malah maju sebagai Cagubsu bukan atas usungan Partai Golkar. Dia malah diusung tiga partai (Parpol) reformis yakni Partai Demokrat (PD), Partai Bintang Reformasi (PBR) dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Plus Minus

Dalam konteks Pilgubsu 2008, sejumlah pengamat memperhitungkan Abah Wahab memiliki kans cukup kuat memenangkan pertarungan. Parameternya adalah, plus minus yang melekat dalam diri seorang Abah Wahab.

Malah ada pengamat yang berani berkomentar, Abah Wahab adalah lawan paling tangguh diantara Cagubsu yang ikut bertarung.Karena jika diibaratkan sebagai dagangan, dia dianggap sebagai barang jadi berkualitas “layak jual”.

Setidaknya ada tiga nilai plus dimiliki Abah Wahab dibanding Cagubsu lainnya yang ikut bertarung di Pilgubsu 2008. Pertama, diantara lima Cagubsu hanya Abah Wahab satu-satunya yang merupakan birokrat paling senior dan paling berpengalaman. Buktinya, pernah menjadi Sekda Labuhan Batu, pernah menjadi Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng), pernah menjadi Bupati Asahan, Bupati Langkat, Kepala Inspektorat Sumut, Wagubsu dan Ketua DPRDSU.

Kedua, diantara lima Cagubsu hanya Abah Wahab satu-satunya politisi paling senior.Buktinya pernah menjadi Dewan Penasehat (Wanhat) DPD Partai Golkar di Tapteng, Asahan dan Langkat, Ketua Partai Golkar Sumut dan Ketua DPRDSU.

Ketiga, diantara lima Cagubsu Abah Wahab satu-satunya tokoh masyarakat yang telah senior, tapi paling sehat,enerjik, relatif bersih dan hidup tanpa gosip.

Birokrat


Track record Abah Wahab di bidang birokrasi dan politik, menjadi kelebihan tersendiri yang tidak dimiliki empat Cagubsu lainnya. Dia tokoh yang sukses di birokrat dan berjaya di bidang politik.

Sekedar catatan, Abah Wahab merintis karir di birokrat selalu mulus dan tidak pernah berkasus. Tidak pernah cacat, apalagi berurusan dengan penegak hukum karena kasus dugaan korupsi.

Diawali sebagai Sekretaris Staf Direksi PD Perkebunan tahun 1967-1969 . Selepas dari PD perkabunan, bintangnya terus bersinar dan dia diangkat DPRD Labuhan Batu menjadi Sekretaris daerah (Sekda) di Kabupaten Labuhan Batu, sesuai UU No 16 tahun 1965. Jabatan ini dipegangnya selama 10 tahun dari tahun 1971 s/d 1981.

Karena dinilai berhasil, dia ditarik ke kantor Gubsu di Medan dan menjabat sebagai Kepala Biro Pemerintahan dari tahun 1081 s/d 1983. Selanjutnya tahun 1983 s/d 1984 menjadi Asisten Kesra merangkap sebagai Plt Bupati Asahan.Bupati Tapanuli Tengah tahun 1988 s/d 1990, Inspektorat Pemprovsu tahun 1990 s/d 1994, Sekwildasu 1994 s/d 1997, Wakil Gubsu Bidang Pembangunan dan Kesos tahun 1997 s/d 2002, juga pejabat Bupati Langkat selama 6 bulan. Terakhir dia menjadi Ketua DPRDSU priode 2004-2009.

Abah Wahab seorang aktivis tulen, disamping sebagai birokrat dia juga aktif di organisasi kemasyarakat (Ormas) dan partai politik (Parpol).Sesuai jabatan dan karir yang dijalani, jabatan di ormas juga hampir seiring dan sejalan.

Sejumlah jabatan di ormas pernah dipegangnya, tercatat antara lain Sekber Golkar di Rantau Prapat (1971 s/d 1980), Wanhat Golkar di Sibolga (1985 s/d 1990), Wantim Golkar di Medan (1994 s/d 1997), Ketua DPD Partai Golkar Sumut (2001-2004) dan kini masih menjabat sebagai Mustasyar NU Sumut. ***