fashion pria

BERITA REKAN



Pasca Operasi,
Kain Kasa Masuk Ke Tenggorokan


Seorang ibu rumah tangga tak mampu menutupi kesedihannya setelah melihat penderitaan yang dialami putrinya pasca operasi di RSU Dr. Pirngadi Medan. Bayangkan saja, sehelai kain kasa masuk ke tenggorokan hingga membuat mahasiswi salah satu perguruan tinggi itu sulit menelan air.

Kamis (28/2) sore, ibu bernama N. Br. Sihombing, 47, warga Tebing Tinggi itu, mendatangi Instalasi Informasi dan Unit Pengaduan Masyarakat RSU Dr. Pirngadi untuk menyampaikan keluhannya.

"Saya tidak habis pikir, kenapa kain kasa itu bisa masuk ke dalam tenggorokan anak saya," ujarnya kepada wartawan yang kebetulan berada di Instalasi Informasi dan Unit Pengaduan Masyarakat tersebut.

Kemudian, Sihombing menceritakan kronologi kejadian yang dialami anaknya, Siska, 21. Awalnya, Siska yang didiagnosa menderita sinusitis dibawa ke RSU Dr. Pirngadi Medan pada Minggu (24/2). Setelah menjalani rangkaian pemeriksaan, Siska diharuskan operasi dan ditangani oleh dr. R, SpTHT.

Pada Selasa (26/2) pagi sekira pukul 09:00, Siska dibawa ke ruang bedah untuk menjalani operasi. Tiga jam kemudian, tepatnya pukul 12:00, Siska keluar dari ruang bedah Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT) dan dipindahkan ke ruang perawatan VIP I.

"Tapi saya heran, kenapa kedua lubang hidungnya dioperasi. Hasil pemeriksaan dokter sebelumnya, diketahui hanya sebelah kanan yang kondisinya cukup parah. Anehnya, kenapa sebelah kiri ikut dioperasi," ujar Sihombing seraya menambahkan, dr. R, SpTHT tidak ada memberikan penjelasan tentang dioperasinya kedua lubang hidung Siska.

Setelah siuman sekira pukul 14:00, Siska merasa haus dan ingin minum. Saat itu, perawat mengatakan, sesuai prosedur rumah sakit Siska belum bisa minum sebelum buang angin.

"Setelah dia buang angin, saya mencoba memberinya minum dengan cara meneteskan air dengan sendok. Tiba-tiba dia merasakan sakit pada bagian tenggorokannya," tambah Sihombing.

Mendengar keluhan Siska tersebut, Sihombing meraba leher anaknya dan terasa ada sesuatu benda yang cukup keras. Namun Sihombing tidak ada menaruh curiga terhadap benda tersebut. "Kemungkinan ini hanya dampak dari operasi," tambahnya.

Selanjutnya pada Rabu (27/2) pagi, Siska dibawa kembali ke ruang bedah THT untuk memeriksakan hasil operasinya. Saat itu, penjelasan lebih lanjut dari dr. R, SpTHT atau perawat tentang benda keras yang terdapat di tenggorokannya.

Siska pun dibawa kembali ke ruang rawat inap. Namun Siska kembali merasakan sakit pada bagian tenggorokan ketika hendak minum. Akhirnya pada Rabu (27/2) sore, Siska dibawa kembali ke ruang bedah THT untuk memeriksakan tenggorokannya. Alangkah terkejutnya Sihombing ketika melihat seorang perawat mengeluarkan kain kasa dari tenggorokan Siska.

"Saya sangat terkejut kenapa ada kain kasa di tenggorokannya. Tapi, tidak ada dokter atau perawat yang bisa menjelaskannya. Saya mencoba menemui Direktur RSU Dr. Pirngadi dr. H. Sjahrial R. Anas, MHA, tapi beliau tidak ada di tempat. Makanya, saya memilih untuk menceritakan masalah ini kepada wartawan," ujar Sihombing dengan mata berkaca-kaca.

Atas kejadian ini, Sihombing berencana mengadukan kasus tersebut kepada Menteri Kesehatan RI agar ditindak lanjuti. "Saya sudah berusaha minta penjelasan dari pihak rumah sakit, tapi tidak ada menemui titik terang," ujarnya.

Bukan Malapraktik
Menanggapi pengaduan pasien tersebut, Kepala Instalasi Informasi dan Unit Pengaduan Masyarakat RSU Dr. Pirngadi Indah Kemala Hasibuan, S.Psi dengan tegas mengatakan bahwa kasus yang dialami Siska bukan merupakan malapraktik.

Kepada wartawan Indah mengaku sudah menghubungi dr. R, SpTHT untuk mengkonfirmasi permasalahan tersebut. "Menurut dr. R, SpTHT, kain kasa yang ditemukan di tenggorokan Siska merupakan tampon yang digunakan untuk menutupi lubang hidung. Kemungkinan, tampon tersebut jatuh ke belakang hidung hingga masuk ke tenggorokan," jelas Indah di dampingi Kepala SMF THT RSU Dr. Pirngadi Medan dr. Hj. Dewi Fauziah, SpTHT.

Indah menilai kasus yang dialami Siska tersebut akibat terjadinya miskomunikasi antara dokter dan pasien. "Kendati demikian, saya mewakili dr. R, SpTHT menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga Siska," ujar Indah.

Mengenai penyelesaian dari kasus itu, Indah mengatakan, pihak Komite Medik RSU Dr. Pirngadi Medan akan memanggil dr. R, SpTHT untuk meminta penjelasannya. Setelah itu, baru bisa diambil keputusan tentang tindakan yang diberikan.
(Sumber : WASPADA Online/Jumat, 29 Pebruari 2008 23:33 WIB )