fashion pria


Soal Iklan Catut Gambar Ahmad Dahlan
PKS DITUDING SEKEDAR PELANCONG MEMETIK BUNGA
Medan, ( Lapan Anam)

Pengamat sosial-politik juga dosen Fisip UMSU, Shohibul Anshor Siregar menilai, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hanya sekedar pelancong, yang lewat dan memetik bunga Muhammadiyah lalu pergi begitu saja. Saat bunga berkembang dia (PKS) datang mau memetik lagi.

“Sehingga orang-orang PKS tersebut diyakini tidak tahu susahnya membangun Muhammadiyah itu bahkan tidak mau tahu. Dia cuma butuh dukungan suara dengan pengorbanan retorika,” kata Shohibul Anshor Siregar kepada wartawan di Medan , Kamis (30/10).

Dia menanggapai itu terkait iklannya PKS di televisi yang mengusung tema atau semboyan pamungkas maupun gambar pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan yakni “Sedikit Bicara Banyak Kerja”.

“Tapi warga Muhammadiyah sepertinya sudah tahu terhadap trik PKS tersebut, dan efek iklan yang mengkomersialkan KH Dahlan itu sepertinya juga tidak akan begitu efektif. Sebab mayoritas warga Muhammadiyah sudah mengerti bahwa iklan itu dibuat PKS hanya ingin memupus sejarah pengkhianatan PKS terhadap Muhammadiyah pada tahun 2004. Biasalah itu, namanya politik, manalah ada yang akan jujur jujur amat,” tegas Shohibul Anshor juga menjabat Sekretaris Umum Forum Komunikasi Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal-IMM) Sumut.

Shohibul menekankan bahwa harus dicatat satu hal terhadap iklan itu yakni dalam pembuatan asumsinya PKS sederhana saja. Mereka melakukan didasari melihat para penjaga gawang Muhammadiyah sekarang ini yang kebanyakan orang-orang yang tidak punya integritas seperti Dien Syamsuddin, Bahdin dan Dalail Ahmad.

“Karena orang - orang ini sukar diharapkan menjadi figur yang menenteramkan warga, apalagi secara politik. Jika di Muhammadiyah itu masih ada tokoh seperti AR Fachruddin atau ND Pane, keleluasaan politisi menjualbelikan Muhammadiyah tidak akan seburuk sekarang,” Shohibul Anshor.

Dia menilai, afiliasi politik tidak bisa dibatasi oleh afiliasi organisasi dan limitasi lainnya. Maka khusus bagi politisi, Muhammadiyah dan KH Dahlan dan apa pun yang paling berharga bagi sebuah bangsa, tampaknya bisa saja menjadi komuditi. Memang parpol yang selama ini berusaha rebutan mengklaim konstituen Muhammadiyah akan sangat terganggu.

Contohnya di beberapa amal usaha pendidikan Muhammadiyah seperti di Sipirok. PKS malah yang dapat keuntungan politik karena kelihaian para gurunya yang meskipun bukan warga Muhammadiyah. Padahal PAN selama ini secara historis memiliki alasan untuk mengandalkan kedekatan dengan Muhammadiyah.

“Tetapi belakangan PMB cemburu dan ingin menjadi anak kandung di Muhammadiyah. Sayangnya PMB itu hanya memiliki klaim emosional seperti itu, hingga bisa diramalkan artikulasi politik kepentingan warga Muhammadiyah kelak tidak akan terpenuhi. Jika warga Muhammadiyah percaya kepada PMB dalam pemilu ini, dia akan mengulangi kekecewaan seperti saat berurusan dgn PAN,” tukasnya.

Shohibul mengatakan, Iklan PKS itu sekaligus membuktikan bahwa muhammadiyah masih menjadi komunitas penting dan signifikan. “ Tetapi sayanganya sebagian besar warga Muhammadiyah sudah kecewa berat kepada PKS selama ini. Misalnya pada Pemilu 2004, PKS sibuk kampanye bertema "PKS partaiku, Amien Rais Presidenku. Namun usai pemilu 2004, PKS malah mengkhianati Muhammadiyah dengan menutup pintu terhadap Amien Rais dan Muhammadiyah ketika melihat lebih menggiurkan menjadi pendukung SBY-Kalla,” sebutnya.

Makanya Shohibul menilai, jika sekarang ini PKS seolah bukan partai "penguasa", maka mereka akan berusaha untuk tidak menjadi bagian yang bertanggungjawab terhadap kebobrokan pemerintahan SBY-JK.
“Kekecewaan Muhammadiyah terhadap PKS tidak hanya itu saja yang lain kasus dengan PAN yang secera pribadi para pengurus maupun secara organisasi aktif memberi bantuan kepada Muhammadiyah untuk semua level, “ ujarnya.

Shohibul menilai, tidak hanya PKS saja yang mengkomersialisasikan Muhammadiyah demi menyelematkan stabilitasi kekuasaannya yang diambang kehancuran. “Salahsatunya perhatikan ketika orang tersebut di bibir jurang yang mengancam stabilitas kekuasaan mereka, maka mereka lari ke Muhammadiyah. Apakah PKS mengalami hal serupa? Mungkin saja,” ucapnya.

Atau pernah baca buku "Makin lama makin tjinta"? yang dikaryakan Bung Karno yang menandai Muhammadiyah setengah abad. Bung Karno pernah meminta gelar Doktor HC bidang Tauhid dari Universitas Muhammadiyah Jakarta dan ketika itu promotor untuk doktor penghargaan ke 50 bagi Bung Karno itu Prof Baroroh Baried.
Bung Karno dalam peringatan Muhammadiyah setengah abd itu juga berteriak. "Jika nanti aku mati, selimuti aku dengan Bendera Muhammadiyah. Pemimpin Orde baru Soeharto juga melakukan hal sama dengan mengaku sebagai anak didik Muhammadiyah. ( ms)