fashion pria


UMBUL MAS BUKA 8200 Ha
KEBUN SAWIT DI LABUHAN BATU

Catatan : Mayjen Simanungkalit
ANJLOKNYA harga Crude Palm Oil (CPO) dipasaran dunia, tidak membuat investasi dibidang perkebunan kelapa sawit menjadi surut. Buktinya, PT Umbul Mas Wisesa sebuah Perusahaan Modal Asing (PMA) dengan investor Belgia, malah sedang giat membuka 8200 hektare kebun sawit di Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara (Sumut).
Perusahaan yang masuk group Sipef ini, malah sudah menanamkan modal tidak kurang dari Rp 97 miliar (8,3 juta Euro) guna memantapkan investasinya di daerah subur itu. Lokasi kebun terletak di desa Tanjung Mulia, Kecamatan Kampung Rakyat dan desa Sei Siarti, Kecamatan Panai Tengah, Kabupaten Labuhan Batu.
Tentu saja kehadiran PT Umbul Mas Wisesa disambut baik masyarakat. Apalagi banyak keuntungan yang bisa diperoleh masyarakat, atas kehadiran perusahaan di daerah itu. Dari perjanjian yang dibuat, jika PT Umbul Mas Wisesa beroperasi, maka masyarakat bakal mendapat dana pembinaan melalui program community Development (condev). Selain itu, perusahaan juga siap menyerap ribuan tenaga kerja, dimana 80 persen diantaranya berasal dari tenaga lokal.
Semua komitmen itu disampaikan Direktur PT Umbul Mas Wisesa, Kuriman Habeahan, saar Komisi A DPRDSU dipimpin ketuanya H Amas Muda Siregar SH kunjungan kerja (Kunker) kelokasi kebun, Kamis (23/10).
“Ini bukan sekedar janji, tapi kami serius untuk berivestasi disini. Bahkan kami punya komitment, kalau tidak ada hasil yang dirasakan masyarakat, kami bersedia untuk menarik diri,” ujar Kuriman.
General Manager of Estates, Justin A Surbakti, juga menyatakan putra daerah sekitar kebun telah dilibatkan langsung dalam perusahaan. Selain sebagai staf di perusahaan, juga sebagai Buruh harian Lepas (BHL) yang jumlahnya rata-rata mencapai 800 personil setiap harinya.
Bermodal izin lokasi dari Pemkab Labuhan Batu sebagaimana tertuang dalam surat keputusan Bupati No.08 tahun 2004 tanggal 26 Mei 2004 Jo.No.12 tahun 2007 tanggal 14 Juni 2007, PT Umbul Mas Wisesa telah memasuki tahap penanaman dan melanjutkan proses gantirugi lahan.
Namun investasi PT Umbul Mas Wisesa di daerah itu tidak semulus yang dibayangkan. Sampai tahun ini, PT Umbul Mas Wisesa baru berhasil menanam 2.300 hektare dari 8200 hektare yang dimiliki sesuai izin lokasi. Bahkan izin Hak Guna Usaha (HGU) dari pemerintah, sebagai jaminan keamanan bagi investoruntuk menguasai lahan, belum juga bisa diperoleh.
PT Umbul Mas Wisesa, masih terganjal masalah sengketa lahan dengan warga di dua desa sekitar lokasi kebun. Faktanya, areal yang dimasudkan dalam izin lokasi, masih ada lahan milik warga, yang tentu saja harus dituntaskan secara baik.
Utusan BPN Sumut Ridwan yang ikut dalam Kunker Komisi A DPRDSU kelokasi kebun menyatakan, HGU hanya bisa dikeluarkan jika sengekata antara warga dan perkebunan sudah tuntas. Izin lokasi hanya sebagai pintu bagi perusahaan untuk memasuki areal dan menggantirugi pihak-pihak pemilik lahan.
Pihak PT Umbul Mas Wisesa pun, seperti sadar atas kenyataan itu. Maka pendekatan dengan warga, perangkat desa dan pemerintah terus dilakukan. Proses gantirugi juga berjalan secara bertahap. Komisi A DPRDSU juga menyatakan siapp mempasilitasi perusahaan untuk memperoleh HGU, sepanjang sengketa dengan rakyat sudah benar-benar tuntas.
Guna memuluskan investasi di daerah itu, PT Umbul Mas Wisesa akhirnya merubah managemen yang selama ini cenderung arogan, menjadi lebih bersahabat. Managemen baru itu, kini menitikberatkan prinsip win-win solution, dan alhamdulillah hasilnya sangat positif.
Kini PT Umbul Mas Wisesa berhasil memperoleh dukungan simpati warga. Walau belum berproduksi, perusahaan telah membuktikan kepada warga betapa kehadiran perusahaan membawa manfaat bagi warga. Community Development dan bantuan lainnya, gencar dilakukan untuk kesejahteraan warga sekitar.
Perkebunan gencar memberikan batuan pendidikan, masjid, bantuan hewan qurban, perayaan 17 Agustus, dan sumbangan bagi korban musibah. Demikian juga pembangunan jalan, terus dilakukan karena akan sama-sama digunakan bersam warga. Milyaran rupiah sudah dikeluarkan, demi mewujudkan investasi yang aman di daerah itu. ***