fashion pria

Anggota DPRDSU,Ir Edison Sianturi :

Kapoldasu Perlu Turun ke Polres Dairi


Medan (Lapan Anam)

Kapoldasu didesak turuntangan ke Polres Dairi, terkait tindakan oknum polisi di daerah itu yang “bertangan besi” dalam mengusut kasus pembunuhan. Antara lain pemukulan oknum polisi terhadap Togi Manalu (57) kakek 8 cucu, diiringi paksaan agar mengakui sebagai pembunuh istrinya sendiri yang ditemukan tewas 20 Agustus 2008.


“Kita kuatir jika cara-cara tangan besi terus dilakukan, akan makin banyak korban oknum aparat polisi di Dairi. Karenanya kita desak agar Kapoldasu segera turuntangan”, kata anggota DPRDSU Edison Sianturi kepada wartawan di gedung dewan, Selasa (6/10).


Desakan disampaikan menyusul nasib naas dialami Togi Manalu warga Dusun Lae Tandiang, Desa pegagang Julu VI, Kecamatan Sumbul,Kabupaten Dairi, menjadi korban pemukulan oknum polisi Dairi. Dia dipaksa mengakui sebagai pembunuh istri si kakek, sehingga kakek itu makin menderita.


Seperti diberitakan sejumlah media, istri sang kakek bernama Ny Rosida Br Sianturi ditemukan tewas di areal perladangan di Barisan Mangihut daerah itu 20 Agustus 2008. Sejumlah barang berharga korban seperti kalung dan gelang emas 33 gram serta uang Rp 3 juta raib.


Namun entah mengapa, ketika polisi melakukan penyelidikan malah main pukul dan memaksa agar kakek tersebut mengaku sebagai pelaku pembunuhan. Korban yang semula berharap kematian istrinya bisa terungkap, malah memar-memar karena dipukuli oknum polisi yang mengusut kasus itu.


Karenanya, Edison Sianturi mendesak Kapoldasu segera turuntangan agar jumlah korban oknum polisi tidak bertambah. Apalagi, faktanya pengusutan siapa pelaku tidak kunjung terungkap.


Menurut anggota dewan dari Partai Patriot Pancasila daerah pemilihan (Dapem) Dairi, Tanah karo dan Pakpak Bharat itu, saat ini banyak kasus pembunuhan di wilayah Polres dairi tidak terungkap siapa pelakunya.


Seperti pembunuhan anak penguasa gallon (SPBU) bermarga Naibaho, pembunuhan suami istri di Sidikalang. Demikian juga kasus pembunuhan di Lae tandiang, Sumbul sudah tiga bulan juga belum terungkap.


Kapolres Dairi terkesan lamban menangani kasus kriminal, apalagi tindakannya yang cenderung menyakiti hati keluarga korban dalam pengusutan kasus. Berbeda dengan Kapolres sebelumnya AKBP Burhanuddin, sangat tanggap dan serius menjalankan tugas dan fungsinya.


“Ketika Kapolres Dairi dijabat AKBP Burhanuddin, pengusutan kasus pembunuhan sangat cepat dan tidak menyakiti keluarga korban. Jangankan saksi, tersangka sekalipun tidak pernah dibentak oleh aparat”, kata Edison Sianturi. (ms)