Medan , (Lapan Anam)
Tindakan jual tampang lewat pemasangan gambar di baliho dan spanduk besar oleh sejumlah tokoh berambisi menjadi Calon Gubsu priode 2008-2013, mendapat tanggapan sinis dari aktivis mahasiswa di Medan. Selain dinilai sebagai pamer kekayaan, juga sebagai bukti kesombongan dan ketidakpercayaan pada kemampuan diri sendiri.
Presma USU Aulia Rahman dalam perbincangan dengan wartawan di medan, Selasa (25/12) mengatakan para calon yang ingin bertarung dalam Pemilihan Gubsu 2008 hendaknya menjual program kepada masyarakat. Tidak seperti yang terjadi sekarang ini, kebanyakan justru menjual tampang lewat poster-poster, bahkan baliho raksasa.
“Gubsu ke depan yang menjadi harapan masyarakat adalah yang bermoral, dekat dengan rakyat dan memiliki visi kerakyatan “, katanya.
Gubsu mendatang diharapkan dari tokoh yang peduli aspek pendidikan dengan merealisasikan anggaran pendidikan 20 persen sebagaimana ketentuan UUD 1945. Selain itu juga memperhatikan nasip petani dan nelayan, perkembangan koperasi dan UKM serta perbaikan infrastruktur.
Kata dia, Pilkada Gubsu 2008 hendaknya berlangsung secara demokratis, jujur, transparan dan bermartabat sehingga menghasilkan gubernur dan wakil gubernur yang sesuai harapan masyarakat. Jika proses Pilkada Gubsu dilakukan secara tidak demokratis, penuh kecurangan dan penuh manipulasi serta kebohongan, maka dapat dipastikan gubernur yang terpilih nanti adalah gubernur yang korup yang tidak sesuai harapan masyarakat.
Mahasiswa kata dia akan terus memonitor seluruh proses Pilkada Gubsu. Kita akan menyerukan kepada masyarakat untuk tidak memilih calon yang dalam proses ini banyak melakukan pembohongan publik dengan klaim mengklaim dukungan.
Misalnya pergi ke pasar, langsung mengklaim ratusan pedagang mendukungnya. “Yang diperlukan adalah apa yang menjadi program dan komitmennya untuk membangun masyarakat ke depan,” kata Aulia Rahman. (ms)