fashion pria

Raden Muhammad Syafii SH,MHUm:
Infrastruktur Kesehatan dan Pendidikan Masih Diabaikan

Medan (Lapan Anam)
Sumatera Utara membutuhkan pemimpin yang menjadi teladan bagi masyarakat menuju sejahtera, modern dan religius. Sumut bukannya daerah miskin SDA (sumber daya alam) maupun SDM (sumber daya manusia). Selama ini yang terjadi adalah pengelolaan pemerintahan yang sangat salah sehingga Sumut banyak ketinggalan dari propinsi lain.
Demikian diungkapkan H Raden Muhammad Syafi'i saat menghadiri undangan silaturahmi 22 pimpinan dan tokoh kelompok pengajian di Dusun Bah Banjir, Desa Bangun Purba, Kecamatan Bangun Purba, Deli Serdang, Rabu (13/2).

Pada kesempatan itu, Romo, demikian sapaan akrabnya juga menjelaskan sekilas sosok H Abdul Wahab Dalimunthe yang menjadi pasangan H Raden Muhammad Syafi'i pada Pilgubsu 16 April mendatang.

Romo menjelaskan, selama ini pembangunan infrastruktur kesehatan dan pendidikan diabaikan. Kondisi ini makin diperparah lagi karena kualitas pembangunan jeblok padahal telah menelan anggaran yang tidak sedikit.

Tidak sedikit kita dijumpai satu sekolah hanya memiliki 3 ruangan dengan guru sekolah hanya 5 orang saja. Kondisi serupa juga ditemui di beberapa puskesmas khususnya di daerah terpencil. Ada puskesmas tak memiliki tenaga medis dan ruang rawat pasien yang tidak memadai.

Demikian juga halnya di sektor pertanian. Petani sudah capek-capek menanam komoditi, namun hasilnya tak sepadan dengan jerih payahnya akibat fluktuasi harga. "Akibatnya, kebanggan kita pada negeri sendiri agak berkurang. Malah ada kecenderungan bagi sebagian masyarakat, tidak afdol rasanya berobat kalau tidak dirawat di luar negeri, atau tak enak rasanya bila belum menikmati durian bangkok," ujar Romo.

Menurut Romo, pembangunan pertanian seharusnya pemerintah melindungi petani. Salah satunya dengan menyediakan dana ketahanan pangan. "Bila harga salah satu komoditi turun dan merugikan petani, pemerintah bisa membelinya dengan harga tinggi dan menyuplainya ke daerah-daerah yang harga komoditi tersebut melonjak tinggi," tuturnya.

Romo menjelaskan, sejak awal pencalonannya menjadi cawagub (calon wakil gubernur), dirinya pernah ditawari oleh berbagai tokoh sebagai pasangan mereka. Namun semuanya itu ditolaknya, kecuali Pak Wahab. Menurutnya, Wahab adalah sosok birokrat dan tokoh politik yang bersih dan patut untuk diteladani.

"Pak Wahab kaya pengalaman dan seorang pengayom. Karirnya sungguh cemerlang, bekerja lurus dan nyaris tidak memiliki cacat selama di birokrat hingga saat ini sebagai Ketua DPRD Sumut. Sulit mencari figur seperti beliau di Sumut. Sosok seperti beliau cocok dipasangkan dengan figur muda yang lugas dan berani," tukas Romo.

Acara silaturahmi yang diadakan di salah seorang tokoh masyarakat di desa tersebut berlangsung akrab. Salah seorang pengurus kelompok pengajian, Ny
Damisyati Idris Sinaga menuturkan, sudah lama mengenal Romo karena kerap mengisi khutbah di pengajian mereka.

Sebelum dan sesudah anggota DPRD Sumut, ternyata Romo tidak berubah, sebagai seorang ustadz. "Semoga saja beliau tetap ustadz walaupun nantinya sudah menjadi wagubsu," harap Ny Damisyati. (ms)